Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, Jumat (19/12) mengatakan Washington ingin peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, termasuk ke wilayah-wilayah yang masih berada di bawah kendali Hamas.
“Kami ingin terus melihat aliran bantuan meningkat ke bagian-bagian Gaza yang masih berada di bawah kendali Hamas,” kata Rubio kepada wartawan dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri AS.
Ia menyatakan bahwa gencatan senjata saat ini masih berlaku dan permusuhan berskala besar telah mereda dibandingkan fase-fase awal perang, meski berbagai tantangan besar tetap ada.
Menurut Rubio, fokus saat ini adalah menyelesaikan sepenuhnya pelaksanaan fase pertama gencatan senjata sebagai langkah menuju fase kedua dan ketiga.
Ia menilai situasi relatif damai untuk sebagian besar waktu, meskipun terdapat dugaan pelanggaran.
“Itulah sebabnya kami bergerak cepat, dengan prioritas mencapai tahap di mana pasukan stabilisasi sudah terbentuk, berada di bawah pengawasan dewan perdamaian, dan pada akhirnya dikelola oleh entitas teknokratis Palestina yang mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menjalankan pemerintahan,” ujarnya.
Rubio juga ditanya mengenai rencana pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional, termasuk kemungkinan peran Pakistan.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Fase pertama mencakup penghentian pertempuran, penarikan sebagian pasukan Israel, pertukaran sandera dan tahanan, serta masuknya bantuan kemanusiaan secara penuh ke wilayah Palestina tersebut.
Fase kedua, sebagaimana tercantum dalam rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump, mencakup pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional, pelucutan senjata Hamas, penarikan penuh pasukan Israel, serta pembentukan komite teknokratis Palestina untuk memerintah Gaza secara sementara.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Anak-anak Gaza tewas akibat cuaca dinginBaca juga: WHO sebut lebih dari 1.000 pasien di Gaza meninggal saat menunggu evakuasi
Baca juga: AS susun rencana ubah Gaza jadi resor
