Jakarta (ANTARA) - Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap hati-hati investor terhadap potensi risiko dari tarif perdagangan Amerika Serikat (AS).
“Pelaku pasar menilai potensi risiko dari tarif perdagangan AS yang akan datang. Sentimen pasar bersikap hati-hati menyusul laporan bahwa Presiden Donald Trump berencana untuk menerapkan pendekatan yang lebih selektif terhadap tarif timbal balik mulai 2 April,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 66 poin atau 0,40 persen menjadi Rp16.568 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.502 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.561 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.501 per dolar AS.
Trump pada Minggu (16/3) mengulangi ancamannya tentang tarif timbal balik dan sektoral yang akan dikenakan pada tanggal 2 April, sebuah langkah yang secara luas diperkirakan akan meningkatkan perang dagang global yang sedang terjadi.
Kendati begitu, pasar tak yakin seberapa besar Trump akan berkomitmen terhadap rencana penerapan tarif tersebut, mengingat ia telah mengubah langkah-langkah terhadap Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini.
Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, Tiongkok dan Uni Eropa telah mempersiapkan balasan terhadap AS dan diperkirakan bakal memberlakukan tindakan lebih ketat terhadap tarif timbal balik Trump.