Kuta, Bali (ANTARA) - Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyebut bahwa daerahnya membutuhkan intervensi teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik untuk menekan timbulan (volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu sampah).
“Kami berkomitmen melakukan berbagai upaya mengatasi masalah sampah,” kata Mahendra Jaya, di sela rapat koordinasi penanganan sampah bersama pemerintah pusat di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, baru-baru ini.
Pemerintah provinsi telah melakukan berbagai upaya penanganan sampah mulai dari pembangunan tempat pengolahan sampah untuk mengurangi, menggunakan kembali dan daur ulang sampah (TPS3R).
Kemudian, tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), pemilahan sampah berbasis sumber, hingga teknologi modern.
Namun, upaya tersebut belum mampu sepenuhnya menyelesaikan permasalahan sampah di Bali dan di sisi lain Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Sarbagita di Suwung, Denpasar sudah mengalami kelebihan kapasitas.
Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, rata-rata volume sampah di TPA itu per hari mencapai sekitar 1.100-1.200 ton berasal dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Sedangkan ketinggian volume sampah saat ini diperkirakan hingga mencapai sekitar 35 meter di atas permukaan laut.