Bogor (Antara Megapolitan) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono mengharapkan penyuluh pertanian dan peternakan lulusan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat, dapat mengembangkan agrosociopreneur.
"Agrosociopreneur harus dikedepankan dalam melakukan penyuluhan," kata Hari dalam Wisuda Lulusan Program Diploma IV STPP Bogor, Rabu.
Ia mengatakan, agrosociopreneur adalah bagaimana berwirausaha dalam bidang pertanian yang tidak hanya mencari keuntungan semata dengan menggunakan pestisida dan obat kimia yang berlebihan.
"Agrosociopreneur harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat," katanya.
Menurutnya, produk pertanian utamanya beras adalah makanan pokok yang terkait dengan hajat hidup masyarakat. Oleh sebab itu sangat wajar kalau pemerintan harus hadir dan turut perperan nyata.
"Penyuluh adalah agen penghubung pemerintah dengan masyarakat pertanian, menterjemahkan teknologi hasil penelitian agar bisa dimanfaatkan untuk memajukan pertanian," katanya.
.
Peran penyuluh juga, lanjutnya, menjelaskan kepada petani cara-cara penggunaan produk-produk pertanian yang dihasilkan industri terutama benih dan pupuk agar dapat digunakan dengan baik.
Hari mengatakan, Kementerian Pertanian fokus membangun sumber daya pertanian terutama penyuluh. STPP sebagai salah satu lembaga penghasil penyuluh pertanian dengan kemampuan yang mumpuni.
"Tahun ini ada 42 lulusan yang diwisuda, STPP total sudah meluluskan 300 penyuluh. Ini akan menambah jumlah penyuluh di daerah," katanya.
Namun, lanjut Hari, bukan persoalan jumlah penyuluh yang diperbanyak, tetapi bagaimana penyuluh yang ada dapat berkualitas, mampu menerapkan teknologi hasil pertanian, mampu mengembangkan sistem. Dengan sistem tersebut, penyuluh dapat mendidik kelompok serta mitranya, tanpa harus tatap muka.
"Kita mendorong adanya penyuluh yang berkualitas, menguasai teknologi informasi. Jadi transfer informasi dan teknologi menjadi lebih cepat," kata Hari.
Ketua STPP Bogor, Nazarudin menyebutkan, 42 wisudawan yang diwisuda terdiri dari 24 orang dari program studi penyuluh pertanian dan 18 orang dari program studi penyuluh peternakan.
"Wisudawan tahun ajaran 2016/2017 ini berasal dari PNS yang mendapat tugas belajar dari sejumlah provinsi. Tahun 2018 nanti, selain lulusan dari PNS STPP juga meluluskan dengan profil yang berbeda," katanya.
Menurutnya, sejak 2014 STPP sudah membuka pendidikan bagi masyarakat umum, anak petani, dan anak petani berprestasi. Kedepan jumlah lulusan STPP Bogor akan mencapai 100 orang setiap tahunnya.
"Selain bisa jadi penyuluh, kami menyiapkan lulusan yang mampu membuka lapangan pekerjaaan, maupun bekerja di sektor pertanian," kata Nazaruddin.
Teti Ristawati lulusan terbaik pertama TPP Bogor dengan IPK 3,72 berasal dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.
Walau bekerja di Dinas Kesehatan, Teti merasa terpanggil untuk menjadi penyuluh pertanian di kampung halamannya, karena melihat potensi pertaniannya.
"Wilayah saya itu masuk daerah perbatasan, potensi pertaniannya sangat besar. Makanya saya tertarik mendalami ilmu penyuluh pertanian ini, harapannya bisa mengembangkan masyarakat petani di sana," kata Teti.
Sekjen: Penyuluh Pertanian Harus Kembangkan Agrosociopreneur (Video)
Rabu, 23 Agustus 2017 16:53 WIB
Agrosociopreneur harus dikedepankan dalam melakukan penyuluhan.