Dari olahan bunga telang yang ditanam di pekarangan rumahnya, ia dapat memproduksi bunga telang hingga 5 kilogram sehari yang diolah menjadi produk berupa aneka minuman seperti teh celup dan teh tubruk.
"Dalam sehari kita mampu memanen sebanyak 5 kilogram bunga telang yang diolah menjadi 50 bungkus aneka minuman teh celup dan tubruk," katanya di Kampung Curuggaru, Desa Kadugemblo, Kecamatan Kaduhejo, Pandeglang, Minggu.
Bunga telang ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan harga Rp6.000 per botol dan Rp17.000 per bungkus. Dan untuk pemasaran dilakukan secara daring melalui online shop dan telah dipasarkan hingga Aceh, Bali, Makassar, Medan, Kalimantan, dan Bogor.
"Dalam sebulan kita mampu menjual olah bunga telang kurang lebih sebanyak 500 sampai 1.500 per bungkus dan botol," katanya.
Dari hasil olahan bunga telang, Teguh mengaku berhasil meraup omzet hingga Rp20 juta perbulan. Dengan memberdayakan petani setempat untuk membantu melakukan budidaya dan mengolah tanaman bunga telang.
Teguh yang kini masih menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengaku berbekal pengetahuan tentang produk herbal tanaman bunga telang dari hasil yang dipelajarinya selama kuliah.
Atas keberhasilannya dalam mengolah bunga telang Teguh juga terpilih sebagai Young Ambassador Agriculture 2023 Kementerian Pertanian.
Pemuda kelahiran 18 April 2002 ini telah merintis dan menekuni sebagai petani muda dan berwirausaha sejak 2021. Sejak saat itu telah aktif sebagai pemateri, narasumber maupun guru tamu diberbagai kegiatan terkait dengan isu pembangunan pertanian, UMKM dan wisata di Provinsi Banten.
"Bunga telang memiliki banyak manfaat diantaranya meredakan stres, melancarkan haid, obat diabetes, maupun sebagai obat penurun berat badan dengan cara meminumnya dalam sehari sekali," pungkas dia.