Solok (ANTARA) - Sejumlah petani muda di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) melakukan berbagai upaya menuju sistem pertanian yang ramah lingkungan dan terhindar dari pestisida.
Ketua Petani Milenial Sumbar Hariyanda Ade Sagita di Solok, Sabtu mengatakan saat ini para petani, khususnya di Nagari Alahan Panjang harus kembali pada sistem pertanian ramah lingkungan, yakni dengan menggunakan pupuk organik yang tidak merusak lingkungan dan kesehatan.
"Alahan Panjang terkenal dengan istilah Lembah Tengkorak karena penggunaan pestisida yang sangat banyak sekali. Menyebabkan polusi dan emisi yang berlebihan terhadap lingkungan. Serta berdampak pada kesehatan," kata dia.
Alasan itulah yang menyentuh hati Nanda bersama petani muda lainnya di Nagari Alahan Panjang untuk memicu kembali sangat petani dalam menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan.
Menurut dia salah satu upaya yang dilakukan adalah adanya pelatihan tentang ramah lingkungan untuk generasi berikutnya.
Ia mengatakan saat ini memang tidak mudah mengubah pemikiran masyarakat setempat untuk kembali ke sistem pertanian ramah lingkungan. Bahkan sulit mengubah kebiasaan masyarakat yang bergantung pada pestisida.
"Namun kita masih punya generasi muda dan harus mengubah pemikiran mereka yang masih menggantungkan pertanian pada pestisida," ujar dia.
Alahan Panjang merupakan daerah penghasil komoditas hortikultura unggulan seperti bawang merah yang merupakan produk terbesar kedua setelah Brebes, serta kentang, kol, cabai, dan markisa.
