Jakarta (ANTARA) - Sebagai seorang makhluk yang baru saja lahir ke dunia, anak membutuhkan pengasuhan yang optimal dari lingkungan keluarga. Hanya saja, kewajiban mengasuh anak ini biasanya lebih banyak dibebankan kepada sosok ibu dibandingkan ayah.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami fenomena fatherless atau kekurangan kehadiran sosok ayah, baik secara fisik maupun psikis dalam keluarga.
Fenomena ini terjadi karena di banyak keluarga, sosok ayah merupakan tulang punggung keluarga yang harus bekerja mencari nafkah untuk keluarga, sedangkan mengasuh anak di rumah merupakan tugas ibu.
Keterlibatan ayah sangat penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menilai ketidakhadiran figur ayah dalam membesarkan anak bisa menyebabkan ketidakseimbangan yang berdampak dalam pemenuhan fisik, jiwa, dan rohani anak.
Kehidupan yang tidak seimbang menyebabkan pertumbuhan mengalami perlambatan, yang membawa konsekuensi tertentu dan mendalam bagi tumbuh kembang fisik dan jiwa anak.
Kehilangan figur tersebut bisa menyebabkan depresi pada anak.
Anak-anak yang kehilangan salah satu orang tua, biasanya akan memiliki tantangan dalam tumbuh kembang yang berat, seperti muncul ketidakpercayaan diri yang menyebabkan merasa memiliki harga diri yang rendah dalam masyarakat.
Hal ini akan lebih berat ketika dihadapi anak perempuan yang kehilangan ayah.
Kondisi ini berujung ketidakstabilan memahami emosi dengan kecerdasan emosi yang rendah. Yang ujungnya menjadi ketidakstabilan emosi.
Ketidakmunculan seorang ayah menyebabkan anak sulit mempertahankan komunikasi yang baik, dalam berelasi kurang bisa mempertahankan, sehingga seringkali gagal membina hubungan pertemanan yang baik.
Mari seluruh keluarga Indonesia bersama-sama menciptakan lingkungan pengasuhan yang baik di dalam keluarga demi masa depan anak-anak Indonesia, demi meraih Indonesia Emas 2045.
Optimalkan tumbuh kembang anak
Kamis, 1 Juni 2023 8:10 WIB