Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani mengatakan Indonesia selalu menjadi pilihan utama investasi dan perdagangan dari Amerika Serikat ketimbang negara-negara lain di ASEAN karena skala ekonomi yang dimiliki begitu besar.
“Kita pun menikmati adanya shifting dari beberapa industri yang memang mereka keluar dari China dan salah satunya ke Indonesiae. Walaupun mereka juga ada beberapa negara ASEAN, tapi Indonesia itu bisa saya bilang selalu pilihan utama,” kata Rosan dalam konferensi pers terkait rangkaian KTT ASEAN-AS di Washington DC, Amerika Serikat, Jumat.
Menurut Rosan, Indonesia memiliki daya tarik dari bonus demografi yang dimiliki, jumlah populasi, skala bisnis dan juga posisi Indonesia sebagai Presiden G20 pada tahun ini.
Karena itu, ia meyakini Indonesia dapat meraih target peningkatan nilai perdagangan hingga 60 miliar dolar AS dengan AS pada 2024.
“Kita lihat dari perdagangan kita, itu mencapai target 60 miliar dolar pada 2024. Jadi tinggal dua tahun lagi. Tapi kalau dilihat dari trennya Insya Allah ini bisa tercapai ini pada tahun 2024 dan di 2025,” ujarnya.
Presiden Jokowi, ujar Rosan, meminta agar nilai perdagangan dan investasi dengan AS terus ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meraih peningkatan nilai perdagangan dan investasi itu dengan mendongkrak daya saing produk dan iklim bisnis di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Rosan juga menyampaikan para pengusaha di AS menyambut baik Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja. Produk legislasi itu dinilai mencerminkan keberlanjutan reformasi struktural perekonomian di Indonesia.
“Efek dari Omnibus Law ini luar biasa dari segi perdagangan dan investasi, dan itu sangat diapresiasi dari berbagai pihak, sektor swasta, pemangku kepentingan dan tentunya dunia usaha,” ujarnya.
Hingga 2021, kata Rosan, nilai perdagangan Indonesia-AS meningkat 36 persen menjadi 37 miliar dolar AS. Sedangkan nilai investasi meningkat 75 persen mencapai 2,5 miliar dolar AS.
Baca juga: Presiden Jokowi ajak pemimpin dunia luncurkan serangan terakhir bagi COVID-19
Baca juga: Presiden Joko Widodo singgung soal perang Ukraina di depan Kongres AS