Bogor (ANTARA) - Wabah covid-19 memberikan dampak terhadap aktivitas sosial, budaya, keagamaan hingga ekonomi. Terlebih sejak beberapa daerah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB).
Krisis pun meluas karena masyarakat tidak bisa beraktifitas salah satunya berdampak terhadap sektor pariwisata yang diawal pandemi menerima insentif ratusan miliar bagai mati suri, pariwisata antara ada dan tiada.
Banyak hotel dan objek wisata tutup, destinasi wisata sepi nyaris tidak ada kunjungan wisata. Travel dan agen perajalanan wisata banyak gulung tikar karena merasakan langsung dampak dari pandemi ini, terlebih objek wisata yang terdapat di perdesaan.
Dalam situasi seperti ini diperlukan komunikasi yang mencerahkan, kredibel, terarah yang bisa memandu masyarakat terutama pelaku wisata di desa untuk bisa kembali bangkit dengan meningkatkan kapasitas dalam keberlanjutan usaha wisata di desa agar bisa kembali survive.
Pandemi Virus Corona yang saat ini sudah menjangkiti banyak negara, menganggu aktivitas masyarakat dan memunculkan banyak spekulasi yang tidak dapat dihindari. Sehingga meniscayakan Pemerintah, Kementerian, Lembaga, dan Institusi Pendidikan serta masyarakat untuk menahan dan mencegah pandemi covid-19 ini menjadi lebih massif dan berimplikasi luas.
Promosi kesehatan, informasi publik terus digalakkan terhadap berbagai sektor terutama sektor desa wisata di Indonesia sebagai pilar perekonomian di perdesaan yang kaya akan keunggulan komparatif maupun kompetitif.
Peluang untuk dapat kembali bangkit sangat besar, karena besarnya potensi desa yang dimiliki Indonesia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk itu peran Kementerian lintas sectoral serta pemerintah daerah sangat penting guna membangkitkan kembali perekonomian terutama di desa.
Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat sektor pariwisata di kawasan pandemi covid-19 pulih kembali, serta mampu memberi kontribusi pada beberapa poin seperti, mengurangi pengangguran akibat PHK dari perusahaan, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Pengembangan potensi desa wisata menjadi bagian penting dalam pengembangan industri pariwisata di Indonesia di tengah wabah covid-19.
Diharapkan akan terwujud menjadi pelaku desa wisata yang memiliki kemandirian, kecakapan, kreatifitas, inovasi dan adaptif dalam memasarkan potensi, pasar, serta keberlanjutan usaha wisata di tengah wabah corona ini.
Pelaku wisata di desa perlu menyiapkan diri dengan mempercantik property destinasi wisata. sehingga saat wabah corona berlalu dan pariwisata kembali normal dan siap menyambut wisatawan dengan pelayanan yang lebih baik.
Melihat realita ini dibutuhkan komunikasi mitigasi pandemi covid-19 sebagai tindakan yang harus menjadi prioritas utama untuk dipikirkan dan dilakukan kepada masyarakat yang berakftifitas pada daerah rawan penularan covid-19 ini.
Untuk itu bagaimana peran pemerintah maupun pihak terkait menyiapkan masyarakat yang beraktifitas di desa wisata agar waspada menghadapi bencana ini dengan cara menyampaikan informasi awal masalah, termasuk bahaya penularan covid-19, serta kesiapan menyambut kunjungan wisatawan.
Mencermati kondisi seperti ini komunikasi mitigasi pandemi covid-19 yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencama (BNPB) untuk masyarakat, bermacam-macam jenisnya. Mulai dari sosialisasi langsung, melalui media, baik itu cetak dan elektronik maupun simulasi-simulasi teknis kebencanaan.
Poin utama dari komunikasi mitigasi bencana adalah tentu saja mencegah penularan ketika pandemi sudah terjadi. Tidak dapat dipungkiri seringkali komunikasi mitigasi bencana menemui banyak kendala.
Mulai dari skala prioritas yang dikedepankan oleh kebijakan internal yang dikeluarkan pimpinan dengan mendahulukan masalah teknis pencegahan maupun kendala dari masyarakat. Tidak ada jalan buntu. Semakin jalan buntu menghadang jalan keluar pasti datang.
Solusinya adalah komunikasi mitigasi yang efektif dari pusat hingga unsur paling bawah. Perlu kesamaan persepsi, tujuan diantara pemangku kepentingan. Pendekatan komunikasi ini untuk penyelesaian masalah pandemi covid 19.
Perspektif ini merupakan tuntutan semua pihak untuk tetap survive sekaligus sebagai bahan analisis untuk membantu mitigasi penyebaran virus corona. Hal ini dengan memberikan informasi yang baik, kredibel, edukatif, dan berbasis fakta, data ketika melihat virus corona dari hari ke hari. sehingga dampaknya akan bisa dirasakan masyarakat hingga ke pedesaan.
*) Penulis adalah Dosen Prodi Komunikasi, Sekolah Vokasi IPB, Mahasiswa S3 IPB
Komunikasi mitigasi pandemi Covid-19 terhadap Desa Wisata di Indonesia
Kamis, 30 April 2020 18:19 WIB
Peluang untuk dapat kembali bangkit sangat besar, karena besarnya potensi desa yang dimiliki Indonesia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.