Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebut terdapat 10.026 potensi Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang tersebar di Indonesia untuk memberikan layanan pengasuhan yang terintegrasi dan membantu orang tua bekerja untuk tetap produktif sambil memastikan anak-anak mereka mendapatkan perhatian.
"Terdapat potensi Tamasya berjumlah 10.026 yang bersumber dari 17 TPA berbasis pemerintah, 2.481 berbasis masyarakat, dan 7.528 TPA berbasis perusahaan," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Kemendukbangga/BKKBN Nopian Andusti dalam kick off Bulan Pemetaan Tamasya Serentak yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan pemetaan potensi Tamasya tersebut membutuhkan kolaborasi dan sinergi antar-Kementerian/Lembaga (K/L), pemerintah daerah, perusahaan, swasta, unsur masyarakat, serta tenaga ahli lapangan.
"Program Tamasya lahir untuk memastikan praktik pengasuhan anak yang positif di Tempat Penitipan Anak (TPA) dapat dilakukan. Tamasya memberikan layanan pengasuhan yang terintegrasi, membantu orang tua yang bekerja tetap produktif, sambil memastikan anak-anak mendapatkan perhatian, perlindungan, dan stimulasi yang sesuai dengan tumbuh kembangnya," ucap Nopian.
Agar para ibu bekerja dapat merasa aman dan nyaman, serta yakin anaknya yang dititipkan betul-betul mendapatkan pengasuhan layak dan maksimal, Tamasya memberikan empat layanan. Pertama, kepada pengasuh melalui peningkatan kompetensi berupa pelatihan dan mentoring di Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) atau belajar mandiri melalui learning management system.
Kedua, pemantauan secara periodik pada anak terkait pertumbuhan dan perkembangan, indikasi kekerasan, dan kebutuhan layanan rujukan. Kemudian, kepada orang tua atau keluarga melalui peningkatan keterlibatan dalam kelas pengasuhan di Tamasya dan pemberian rapor, serta sistem rujukan sesuai dengan kebutuhan anak.
Baca juga: Pemberdayaan lansia