Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menyatakan pengusaha industri manufaktur tetap mencatatkan optimismenya di tengah dinamika tekanan perekonomian, seperti masifnya produk impor dan perang tarif yang dampaknya mulai dirasakan industri nasional.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu, menyatakan optimisme pelaku industri manufaktur tersebut tercermin dari laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Maret 2025 yang masih berada di level ekspansi yakni di angka 52,98 poin.
Febri mengatakan ekspansi IKI bulan Maret ini ditopang oleh geliat dari 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada triwulan IV tahun 2024 mencapai 96,5 persen.
"Untuk dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri percetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, sedangkan dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri furnitur, serta industri karet, barang dari karet dan plastik," ujar dia.
Febri mengatakan IKI bulan Maret juga dipengaruhi oleh ekspansinya seluruh variabel pembentuk IKI yaitu pesanan baru, produksi dan persediaan.
Baca juga: Sri Mulyani sebut kinerja indeks manufaktur dan neraca dagang RI tunjukan performa bagus
Baca juga: Sri Mulyani sorot perbaikan kinerja industri manufaktur ditengah banyaknya pemberitaan PHK