Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyatakan tarif tambahan terhadap produk-produk pertanian Kanada didasarkan pada alasan yang kuat.
Pernyataan itu dikeluarkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun untuk menanggapi gugatan Kanada ke WTO terhadap keputusan China tersebut.
"Saya ingin sampaikan bahwa, tanpa menghiraukan permintaan China yang berulang kali, Kanada bersikeras mengambil tindakan pembatasan yang diskriminatif terhadap beberapa impor China; hal ini secara serius melanggar aturan WTO," kata Guo Jiakun pada konferensi pers di Beijing pada Selasa (25/3).
WTO pada 24 Maret mengumumkan bahwa Kanada mengajukan konsultasi sengketa terhadap China terkait keputusan China untuk mengenakan tarif masuk tambahan terhadap produk-produk pertanian dan perikanan tertentu dari Kanada.
China pada awal Maret mengumumkan tarif tambahan 100 persen terhadap minyak kanola, bungkil minyak (sejenis pakan ternak), dan kacang polong asal Kanada.
Kanada adalah salah satu produsen terbesar kanola, yang minyaknya dipakai sebagai minyak goreng, pakan ternak, dan bahan bakar biodiesel. China telah lama menjadi salah satu konsumen terbesar produk-produk tersebut.
Selain itu, China juga mengenakan tarif tambahan 25 persen terhadap produk perikanan dan daging babi Kanada.
Penambahan tarif masuk oleh China tersebut dilakukan sebagai tindakan balasan karena Kanada pada Agustus 2024 mengenakan tarif 100 persen terhadap impor kendaraan listrik asal China.
Kanada juga mengutip biaya tambahan pada impor produk baja dan aluminium dari China.
"Tindakan Kanada mengganggu tatanan perdagangan normal, dan sangat merugikan hak dan kepentingan China yang sah," kata Guo Jiakun. "Tindakan balasan yang diambil China sepenuhnya diperlukan, dapat dibenarkan, masuk akal, dan sah."
Dia menambahkan bahwa China mendesak Kanada mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kesalahannya.