Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Abdul Wahid meminta tim penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan terus menggiatkan patroli rutin baik melalui jalur darat maupun udara untuk mendeteksi dini potensi kebakaran dan mencegah meluasnya api saat lahan atau hutan terbakar.
"Fokuskan patroli pada area yang rawan terbakar seperti lahan gambut dan hutan yang berdekatan dengan permukiman warga guna meminimalisasi kerugian dan korban," katanya di Pekanbaru, Jumat.
Patroli rutin penting dilakukan untuk mencegah aktivitas yang dapat memicu kebakaran, menguatkan upaya deteksi dan peringatan dini, serta memastikan keberlanjutan kehadiran petugas pemadaman di daerah rawan karhutla.
Kerja sama yang solid berbagai pihak diperlukan untuk menangani masalah ini, sehingga kolaborasi dan koordinasi perlu terus diperkuat untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga dalam menghadapi musim kemarau panjang tahun 2025.
"Gencarkan patroli rutin, giatkan sosialisasi tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan untuk meminimalisasi kerugian," katanya.
Selain itu Abdul Wahid juga meminta pemerintah kabupaten dan kota tetap mengalokasikan anggaran khusus guna mendukung operasional pemadaman karhutla.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Riau, pada periode Januari-27 Maret 2025 tercatat 168 hot spot dan 18 fires spot di Riau, dengan luas lahan terbakar mencapai 76,81 hektare.
Baca juga: Warga Aceh diimbau tidak bakar lahan untuk cegah Karhutla
Baca juga: Kalbar fokus edukasi dan pencegahan karhutla