Singaraja, Bali (ANTARA) - Seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali gotong royong membersihkan sampah di empat pasar tradisional di Kota Singaraja pascapelaksanaan ritual Hari Suci Galungan.
"Kegiatan bersih-bersih ini melibatkan seluruh organisasi perangkat saerah (OPD), camat, hingga lurah sebagai bentuk implementasi Gerakan Bali Resik Sampah," kata Kepala Bidang Penaatan PKLH pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng Putu Indrawan di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat.
Ia menyampaikan, aksi bersih-bersih dilaksanakan di empat pasar tradisional, yakni Pasar Banyuasri, Pasar Buleleng, Pasar Anyar, dan Pasar Kampung Tinggi.
Dia mengatakan, pelaksanaan gotong royong itu sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Resik Sampah.
Baca juga: Menteri LH luncurkan Gerakan Bali Bersih Sampah
Baca juga: Kurangi sampah plastik, Gubernur Bali larang poruksi air minum di bawah 1 liter
"Sasaran kami kali ini adalah pasar-pasar yang aktivitasnya meningkat tajam menjelang dan setelah Hari Raya Galungan," ungkap Indrawan.
Lebih lanjut, ia menambahkan lonjakan volume sampah kerap terjadi setelah hari besar keagamaan, terutama Galungan, yang identik dengan penggunaan sarana upacara berbahan organik maupun non-organik. Pasar menjadi titik utama karena di sanalah masyarakat membeli perlengkapan upacara dalam jumlah besar.
“Kami melihat bahwa pasar menjadi titik krusial, karena aktivitas pembelian sarana upacara terjadi sangat masif menjelang Galungan. Ini memicu penumpukan sampah yang harus segera ditangani,” katanya.
DLH Buleleng berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi kebersihan sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk aktif memilah sampah sejak dari sumber, yaitu rumah tangga.
Baca juga: KLH bersama KKP inisiasi gotong royong bersihkan lingkungan Pantai Kuta Bali
“Upaya pengelolaan sampah akan lebih efektif bila dimulai dari rumah. Masyarakat perlu mulai membiasakan diri memilah mana sampah yang bisa dikelola dan didaur ulang,” pungkasnya.
Kegiatan gotong royong ini tidak hanya menjadi agenda kebersihan, namun juga sarana membangun kesadaran bersama akan pentingnya menjaga lingkungan pasca hari raya keagamaan.