Moskow (ANTARA) - Menjelang pertemuan "koalisi sukarela" yang akan membahas jaminan bagi Ukraina serta kemungkinan pengiriman pasukan, Paris mengakui bahwa tidak semua anggota koalisi mampu atau bersedia mengirim pasukan ke Ukraina, sebut laporan The New York Times, Kamis (27/3), mengutip seorang pejabat Prancis.
"Ada perbedaan tradisi politik karena konstitusi yang berbeda, karena sensitivitas politik yang beragam," kata seorang pejabat Prancis yang enggan disebutkan namanya kepada media Amerika Serikat tersebut.
KTT "koalisi sukarela" itu digelar di Paris pada Kamis, dengan lebih dari 30 orang peserta. Mayoritas adalah para pemimpin negara Eropa.
Beberapa tokoh yang diperkirakan hadir antara lain Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, penjabat Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Belanda Dick Schoof, pejabat senior Uni Eropa, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Pada 13 Maret lalu, sejumlah media melaporkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Starmer tengah berupaya meyakinkan 37 negara untuk membentuk koalisi yang disebut Coalition of the Willing.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Zelenskyy: Rusia serang ke berbagai wilayah Ukraina dengan 117 drone dalam semalam
Baca juga: Pemimpin Eropa hadiri KTT Ukraina di Paris