Bogor (ANTARA) - Doktor Nat. Techn. Lukmanul Hakim Zaini, yang berasal dari Jakarta dan tumbuh besar di Ciledug, Tangerang, telah resmi menyelesaikan studi doktoral di BOKU University, Austria.
Dengan gelar Doktor yang diperolehnya melalui skema Indonesia-Austria Scholarship Programme (IASP), beliau membuktikan bahwa inovasi dalam pemanfaatan limbah pertanian dapat membuka jalan bagi solusi material ramah lingkungan yang berdaya saing global.
Lukman, anak pertama dari dua bersaudara, meniti pendidikan S1 di Fakultas Kehutanan IPB, Bogor sejak 2004.
Di bangku kuliah, ia dikenal aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan, serta menjadi anggota HMI Cabang Bogor.
Semangatnya untuk berkontribusi telah membawanya melanjutkan studi S2 di University Putra Malaysia melalui beasiswa Graduate Research Assistant pada tahun 2009.
Kini, sebagai dosen di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, ia kembali mengejar studi Doktor dengan tekad yang tinggi untuk mengubah limbah kelapa sawit menjadi material inovatif.
Dalam disertasinya yang berjudul “Alternative Strategies for Utilizing Inner Part of Oil Palm Trunk,” Dr. Lukman mengungkapkan bahwa batang kelapa sawit (BKS), yang dihasilkan setiap 25–30 tahun saat penanaman ulang, merupakan sumber biomassa melimpah karena kandungan selulosanya yang tinggi.
Meskipun BKS memiliki kesamaan struktural dengan kayu lunak dan keras, bagian dalamnya yang kaya parenkima selama ini kurang dimanfaatkan. Melalui tiga strategi utama – fibrilasi, foaming, dan molding – penelitian ini berhasil mengubah bagian dalam BKS menjadi bahan insulasi termal, kemasan molded pulp, dan produk nanofibril berkinerja tinggi.
Penelitian Dr. Lukman menunjukkan bahwa melalui perlakuan delignifikasi ringan dan proses mekanis, micro/nanofibrils yang dihasilkan memiliki sifat serupa dengan nanofibrils dari proses delignifikasi penuh, namun dengan keunggulan penghematan energi dan bahan kimia. Selanjutnya, panel busa termal dengan densitas 50–100 kg/m³ dan konduktivitas termal 40–45 mW/m·K berhasil diproduksi, menunjukkan potensi aplikasi di sektor konstruksi ramah lingkungan.
Pada aspek molding, penggunaan serat dari bagian dalam BKS melalui metode pre-treatmen lembut (NSSC dan SCWE) menghasilkan kemasan molded pulp dengan kekuatan tinggi dan efisiensi proses yang lebih baik.
Selama masa studinya, Dr. Lukman telah menghasilkan minimal delapan publikasi internasional bereputasi, menghadiri empat konferensi internasional sebagai pembicara, dan bahkan pernah meraih juara pertama dalam lomba scientific poster yang diselenggarakan oleh Society of Wood Science and Technology.
Prestasi akademis dan kontribusinya di bidang riset ini membuktikan bahwa pendekatan inovatif untuk memanfaatkan limbah OPT tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari industri kelapa sawit, tetapi juga membuka peluang untuk mengembangkan material berbasis bio yang mendukung ekonomi sirkular.
Setelah menyelesaikan studi doktoralnya, Dr. Lukman berencana kembali ke IPB University untuk melanjutkan pengabdian sebagai dosen dan mentor bagi generasi muda.
Ia berharap dapat berkolaborasi dengan perusahaan terkait dan instansi seperti Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit guna mengembangkan produk inovatif berbasis limbah OPT, seperti nanomaterial, insulation material, dan material kemasan yang ramah lingkungan.
Doktor Lukman juga menginginkan agar kampus dapat meningkatkan investasi dalam peralatan laboratorium canggih guna mendukung riset dan transfer ilmu pengetahuan ke industri, sehingga inovasi dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit dapat berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi nasional.
Lukmanul Hakim Zaini, Dosen IPB lulus doktor dari Austria teliti limbah kelapa sawit
Rabu, 26 Februari 2025 19:45 WIB

Dr. Nat. Techn. Lukmanul Hakim Zaini (ANTARA/ Foto: Istimewa)