Jakarta (ANTARA) - Di tengah cepatnya perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), banyak orang masih bertanya-tanya, apakah teknologi ini akan menggantikan manusia, atau justru membantu kita tumbuh?
Sebuah buku berjudul Bangun Bisnis Bareng AI mencoba menjawab pertanyaan itu dengan cara tidak biasa, melalui kolaborasi antara ayah, dua anak, dan AI sebagai partner berpikir.
Buku yang diterbitkan Elex Media Komputindo ini bukan sekadar panduan bisnis. Ia lahir dari ruang keluarga, obrolan lintas generasi, dan eksperimen kreatif yang memanfaatkan AI bukan sebagai mesin pintar, melainkan teman diskusi yang memperluas sudut pandang.
Ditulis oleh Adi Putera Widjaja bersama dua putranya, Michael Suryadarma Wijaya dan Nicolas Wiradarma Wijaya, buku ini memperlihatkan bagaimana AI bisa hadir sebagai katalis ide.
Mulai dari merancang produk, menyusun konten, hingga memikirkan simulasi bisnis sederhana, AI diposisikan sebagai alat bantu yang mempercepat proses belajar dan pengambilan keputusan.
Bagi Adi, seorang serial entrepreneur, AI bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Justru sebaliknya, ia melihat AI sebagai ruang dialog baru, yang membantu menantang asumsi, membuka alternatif, dan mendorong keberanian untuk mulai.
Pendekatan inilah yang kemudian diwariskan ke anak-anaknya, bahwa bisnis tidak selalu harus dimulai dari rencana besar dan sempurna, tetapi dari rasa ingin tahu, kemauan mencoba, dan proses belajar yang berulang.
Salah satu kekuatan utama Bangun Bisnis Bareng AI adalah bahasanya yang ringan dan dekat dengan realitas anak muda. Buku ini membahas empat benang merah utama yaitu pertama, AI sebagai partner kreatif, bukan pengganti manusia, kedua Growth mindset yakni melihat bisnis sebagai proses belajar. ketiga, aksi nyata, dengan penekanan pada eksekusi cepat dan evaluasi, dan keempat, konteks Gen Z, lewat contoh yang relevan dan membumi.
Cerita reflektif tentang tokoh muda bernama Fajar turut memperkaya isi buku. Melalui pengalamannya, pembaca diajak menyadari bahwa AI tidak menghilangkan peran manusia, tetapi justru mendorong keberanian untuk melangkah lebih dulu meski belum sepenuhnya siap.
Dengan gaya storytelling yang segar dan visual yang modern, Bangun Bisnis Bareng AI terasa seperti percakapan santai tentang masa depan. Ia menyentuh isu literasi AI, kolaborasi keluarga, dan pentingnya membangun pola pikir adaptif di era digital.
Buku ini juga memberi pesan halus tetapi kuat yaitu kolaborasi lintas generasi bukan sesuatu yang kuno, dan teknologi tidak harus menjauhkan relasi manusia. Dalam konteks tertentu, justru bisa mempereratnya.
"Bagi pelajar, mahasiswa, maupun kreator muda yang ingin memahami bisnis tanpa tekanan istilah rumit, buku ini bisa menjadi titik awal yang bersahabat. Bukan untuk menggurui, tetapi untuk menemani," kata Adi.
Ia menambahkan pada akhirnya Bangun Bisnis Bareng AI mengajak manusia melihat masa depan dengan cara lebih optimistis, bahwa manusia, keluarga, dan mesin dapat tumbuh bersama, saling melengkapi, dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru.
"Bagi yang ingin memiliki buku Bangun Bisnis Bareng AI ini, bisa mendapatkan di toko Gramedia terdekat atau situs Gramedia.com," pungkasnya.
Membangun bisnis bersama AI, Ketika keluarga, kreativitas, dan teknologi bertemu
Selasa, 16 Desember 2025 20:10 WIB
Membangun bisnis bersama AI, Ketika keluarga, kreativitas, dan teknologi bertemu. ANTARA/Dokumen Pribadi
