Kabupaten Bogor (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor mewaspadai dampak pergerakan kendaraan selama masa Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 seiring proyeksi 2,9 juta kendaraan keluar Jakarta, termasuk arus signifikan melalui Gerbang Tol Ciawi.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto di Cibinong, Jumat, mengatakan proyeksi tersebut tercantum dalam rencana operasional Nataru 2025/2026 yang disusun berdasarkan evaluasi arus lalu lintas tahun sebelumnya dan proyeksi pergerakan nasional.
Menurut Bayu, Kabupaten Bogor berpotensi terdampak karena sebagian arus kendaraan keluar Jakarta mengarah ke kawasan wisata dan jalur penghubung Bogor, terutama menuju Puncak.
“Dalam paparan proyeksi, arus kendaraan melalui GT Ciawi diperkirakan lebih dari 670 ribu kendaraan selama periode Nataru,” kata Bayu.
Ia menjelaskan berdasarkan paparan yang sama, puncak arus keluar diproyeksikan terjadi pada 20 Desember 2025 dengan volume sekitar 197.984 unit kendaraan.
Bayu menyebut puncak arus keluar tersebut menjadi perhatian karena beririsan dengan awal masa libur panjang dan meningkatnya perjalanan wisata menuju kawasan Puncak serta sejumlah destinasi di Kabupaten Bogor.
Selain fase arus pergi, Dishub Kabupaten Bogor juga mengantisipasi puncak arus masuk yang diproyeksikan terjadi pada 4 Januari 2026 dengan volume sekitar 193.166 unit kendaraan.
Menurut Bayu, puncak arus masuk tersebut berkaitan dengan pergerakan arus balik pascalibur, sehingga berpotensi memicu kepadatan di koridor Bogor–Jakarta, termasuk di sekitar akses tol dan jalan arteri penghubung.
Untuk menghadapi dua fase krusial tersebut, kata Bagyu, Dishub Kabupaten Bogor menyiagakan 368 personel yang akan ditempatkan di posko terpadu, pos pengaturan lalu lintas, dan titik-titik rawan kemacetan.
Bayu mengatakan personel Dishub akan bersinergi dengan Polri, TNI, serta instansi terkait lainnya dalam pengaturan dan pengendalian lalu lintas selama masa Nataru ini.
Selain penempatan personel, pihaknya Bogor juga menyiapkan rambu lalu lintas sementara, perangkat komunikasi, dan pemantauan kondisi lalu lintas secara berkala di lapangan untuk mendukung respons cepat.
“Pengendalian lalu lintas akan dilakukan secara situasional dengan menyesuaikan dinamika pergerakan kendaraan setiap hari,” ujar Bayu.
Ia menambahkan Dishub akan melakukan evaluasi harian selama masa Nataru untuk menyesuaikan langkah pengaturan apabila terjadi lonjakan arus di luar prediksi.
Bayu mengimbau masyarakat agar merencanakan perjalanan dengan baik, memantau informasi resmi lalu lintas, serta mematuhi arahan petugas di lapangan, terutama menjelang puncak arus keluar dan puncak arus masuk.
Menurut dia, kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat menjadi kunci agar pelaksanaan angkutan Natal dan Tahun Baru di Kabupaten Bogor dapat berlangsung aman, tertib, dan lancar.
