Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Triana Wulandari mendorong penulisan mutakhir sejarah untuk memperkuat hubungan Indonesia-Jepang.
"Seminar ini bertujuan merawat ingatan kolektif sejarah hubungan Indonesia-Jepang yang berperan sebagai penguatan karakter bangsa serta menghasilkan penulisan sejarah mutakhir untuk memperkuat kerja sama kedua negara di masa yang akan datang," kata Triana pada Pameran dan Seminar Kesejarahan "Hubungan Indonesia-Jepang dalam Lintasan Sejarah" di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Kamis.
Seminar kesejarahan itu menjadi upaya melakukan pengkajian terhadap perkembangan penulisan sejarah hubungan Indonesia-Jepang yang terbaru untuk melihat potensi kerja sama budaya kedua negara di masa mendatang.
Triana menuturkan hubungan Indonesia-Jepang jauh lebih lama dari peresmian hubungan diplomatik kedua negara sejak 60 tahun lalu. Hubungan sejarah yang terbentuk dari masa pendudukan Jepang di Indonesia dan interaksi kedua bangsa telah mewarnai warisan sejarah bangsa Indonesia.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang sejak 1958 juga telah mempererat persahabatn dan saling pengertian di antara keduanya.
Triana mengatakan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang merupakan momentum strategis bagi kedua negara untuk merefleksikan capaian yang telah diraih secara bersama-sama serta mengharapkan kemitraan semakin erat dan dinamis di masa yang akan datang.
Triana menuturkan penyelengaraan kegiatan pameran dan seminar kesejarahan Indonesia-Jepang adalah salah satu upaya menguatkan hubungan dari hati ke hati antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin sejak lama terutama dalam aspek kebudayaan.
"Pameran kesejarahan ini mengambil salah satu fragmen sejarah dalam hubungan Indonesia-Jepang dalam kurun waktu 1942-1945," ujarnya.
Seminar kesejarahan juga membahas aspek kesejarahan hubungan Indo Idonesia-Jepang dalam rentang waktu yang lebih luas dengan berbagai tema strategis seperti sosial, budaya, politik, militer, agama dan seni.
Dia berharap ke depan akan terbuka peluang kerja sama dalam bidang budaya antara kedua negara yang lebih kuat, luas dan dinamis.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan saat ini pihaknya sedang menyelidiki arsip-arsip dan dokumen terkait era Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
"Pembentukan negara Indonesia tidak dapat terlepas dari peran Badan Penyelidik Usaha-usahaPersiapan Kemerdekaan Indonesia. Kita berupaya untuk terus menemukan dan menggali naskah-naskah bersejarah tentang peristiwa itu," ujar Hilmar.
Salah satu upaya strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam mengembangkan kerja sama di bidang budaya dengan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta adalah dengan merintis kerja sama pengarsipan warisan budaya untuk membangun sistem data kebudayaan terpadu.
Kerja sama itu merupakan upaya untuk menjalankan amanat Undang Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Penulisan mutakhir sejarah perkuat hubungan Indonesia-Jepang
Kamis, 2 Agustus 2018 17:47 WIB
hubungan Indonesia-Jepang jauh lebih lama dari peresmian hubungan diplomatik kedua negara sejak 60 tahun lalu.