Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, perekonomian Indonesia tumbuh 5,12 persen karena program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Makan siang gratis yang nilainya luar biasa, itu masuk ke dalam pasar, dan faktanya itu memutar roda perekonomian, berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap Nurul di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, program MBG berhasil mengalihkan pengeluaran negara dari yang sebelumnya untuk mendanai kegiatan kementerian dan lembaga, menjadi pengeluaran di pasar untuk memberi makan anak-anak.
Program MBG, lanjut dia menambahkan, merupakan langkah Presiden Prabowo Subianto untuk melawan korupsi.
Baca juga: MBG perkuat program kesehatan di sekolah
Baca juga: Kepala BGN sebut 14.000 SPPG disiapkan kerja sama dengan mitra tak pakai APBN
Nurul meyakini, yang selama ini terjadi adalah korupsi dalam program-program di kementerian dan lembaga, yang menyebabkan pendanaan tertahan di kalangan koruptor.
“Itu yang dilakukan presiden, hajar semua koruptor, jangan dikasih program supaya nggak bisa korupsi. Uangnya kita pakai, masuk market, dan ekonomi tumbuh,” kata Nurul.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp5.947 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025 tercatat 5,12 persen secara tahunan dibanding kuartal II tahun 2024. Angka pertumbuhan secara kuartalan 4,04 persen dibanding kuartal sebelumnya," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (5/8).
Baca juga: DPR tekankan sinergi sukseskan CKG-MBG
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025 secara tahunan dari sisi lapangan usaha menunjukkan seluruh lapangan usaha tumbuh positif.
Lapangan usaha yang berkontribusi terbesar terhadap PDB adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan pertambangan dengan total 63,59 persen dari PDB.
Dari sisi pengeluaran, pada kuartal II tahun 2025, secara tahunan seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen pada kuartal II dan pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,99 persen.
Dari laporan yang sama, BPS menyampaikan konsumsi rumah tangga berkontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar 54,25 persen. Sektor itu juga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dengan andil sebesar 2,64 persen dari total 5,12 persen pertumbuhan ekonomi nasional.
