Depok (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok Jawa Barat mendorong perluasan lokasi percontohan pendataan hewan terlantar melalui Platform Satu Peta Anabul.
Kepala DKP3 Kota Depok, Widyati Riyandani, di Dwpok, Sabtu mengapresiasi para peserta dari kecamatan, kelurahan, sekolah, dan perangkat daerah yang hadir serta memberikan masukan terkait pelaksanaan pendataan hewan terlantar di wilayahnya.
“Kami mengapresiasi Kecamatan Bojongsari dan SMPN 13 yang telah mengajukan wilayahnya sebagai lokasi percontohan. Silakan bagi wilayah lain yang ingin mengusulkan. Usulan dapat disampaikan pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa semakin banyak wilayah yang menjadi pilot project, maka data populasi hewan, terutama kucing dan anjing terlantar, akan semakin lengkap.
Menurutnya, pendataan yang menyeluruh diperlukan agar pemerintah dapat mengetahui kondisi sebenarnya dan menentukan langkah penanganan secara lebih terarah.
Widyati juga menyampaikan bahwa idealnya tiap kecamatan memiliki minimal satu lokasi percontohan terkait pendataan hewan.
Dengan demikian, pengumpulan data dapat mencakup seluruh wilayah Kota Depok.
“Harapannya setiap kecamatan memiliki satu lokasi supaya pendataan lebih komprehensif. Data populasi hewan baik jalanan maupun peliharaan akan sangat membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Depok juga dapat berkontribusi dalam pendataan.
Menurutnya, banyak ASN yang memelihara hewan, sehingga data tersebut bisa melengkapi pemetaan populasi secara umum.
Widyati menilai bahwa sistem pemetaan yang dapat saling menumpang-tindihkan data (overlay) akan memudahkan proses verifikasi.
Data dari masyarakat, relawan, hingga ASN dapat terlihat jelas, termasuk lokasi hewan yang sudah terlapor di sekolah maupun fasilitas publik lainnya.
Lebih lanjut, Widyati menyinggung pentingnya kepedulian masyarakat dalam memperlakukan hewan, terutama hewan terlantar di sekitar permukiman.
“Kita tidak bisa mengharapkan seluruh warga memahami kesejahteraan hewan dengan standar yang sama. Namun minimal, jika ada hewan di sekitar kita, jangan disakiti dan jangan diabaikan. Jika tidak mampu merawat, serahkan kepada orang lain yang lebih peduli,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga berterima kasih kepada para peserta yang berasal dari sekolah negeri dan swasta, perangkat daerah, kecamatan, serta kelurahan yang bersedia menjadi bagian dari pengembangan Platform Satu Peta Anabul.
“Kami berharap kerja sama ini menjadi langkah Pemkot Depok dalam memperkuat komitmen terhadap kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat. Dengan pendataan yang baik, populasi hewan terlantar bisa dikendalikan dan ditangani secara lebih humanis,” katanya.
