Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) menginisiasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan sebagai langkah nyata dalam meningkatkan manajemen sampah di lingkungan kampus.
Ketua Unit Kerja Khusus (UKK) Center for Sustainability and Waste Management (CSWM) UI Mochamad Chalid, di Kampus UI Depok, Rabu menyampaikan pentingnya sinergi antarelemen kampus dalam mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah yang tidak hanya efisien, tetapi juga edukatif dan berkelanjutan.
Menurutnya, pengelolaan sampah tidak hanya membutuhkan software (sistem dan tata kelola) dan hardware (fasilitas), tetapi juga soulware (kesadaran dan partisipasi aktif seluruh sivitas akademika).
“UI adalah miniatur Indonesia. Karena itu, pembenahan yang kita lakukan di sini adalah cerminan upaya membangun negeri. Dukungan regulasi dibutuhkan agar transformasi sistem pengelolaan sampah di UI berjalan efektif dan memberi dampak lebih luas bagi Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Pengmas FIB UI paparkan pengelolaan sampah dan inovasi PELUIT
Baca juga: FEB UI kembangkan alat pembakar sampah minim asap skala rumah tangga
Direktur Kesejahteraan Kampus UI yang juga Kepala Kantor Keselamatan, Mila Tejamaya, menyebut bahwa berdasarkan data tahun 2024, UI menghasilkan 16,57 ton sampah organik dan 2,67 ton sampah anorganik sepanjang tahun.
Sampah tersebut berasal dari ruang kelas, taman, kantin, dan laboratorium, yang dikelola oleh tim kebersihan melalui sistem pemilahan serta pengolahan lanjutan, termasuk pembuatan kompos dan daur ulang. Pengelolaan sampah dan limbah ini diatur dalam Surat Keputusan Rektor UI.
Namun, keberhasilan pengelolaan sampah di lingkungan UI sangat ditentukan oleh kesadaran dan partisipasi seluruh sivitas akademika.
Dalam berbagai kesempatan, perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas berdiskusi mengenai tantangan pengelolaan sampah di unit masing-masing dan solusi yang bisa dilakukan bersama.
Baca juga: Vokasi UI realisasikan kerja sama pengelolaan sampah dengan Plasticpay dan BSI
Permasalahan yang dibahas meliputi kesalahan pemilahan sampah, kapasitas tempat sampah anorganik yang cepat penuh, dan minimnya kesadaran klasifikasi limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Saat ini, mahasiswa UI telah membangun budaya untuk mengurangi sampah melalui kebiasaan self-service di kantin, kampanye edukasi untuk menghabiskan makanan, klasifikasi jenis-jenis sampah, serta pemilahan sisa makanan.
Mereka berkomitmen untuk mendukung sistem manajemen sampah yang komprehensif dan berkelanjutan.
Selain itu, mereka juga bertekad untuk membentuk budaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, serta mendorong optimalisasi pemanfaatan fasilitas pengelolaan sampah yang tersedia di lingkungan kampus.