Ambon (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Ambon, Maluku, melakukan pendampingan guna membantu pengembangan dua desa wisata di daerah itu.
"Pendampingan dilakukan di Negeri Nusaniwe dan Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, terkait pengembangan daya tarik wisata dan ekonomi kreatif di kedua negeri," kata Kepala Disparbud Kota Ambon, Rico Hayat di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan daya tarik wisata di Negeri Nusaniwe yakni Puncak Paralayang yang akan menjadi salah satu nominasi Wisata Olahraga dan Petualangan pada Ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2025.
Keberadaan puncak paralayang yang menawarkan pemandangan alam eksotis dan cantik dari atas perbukitan, dijadikan sebagai tempat pengembangan olahraga dirgantara paralayang maupun aktivitas seni dan budaya.
Baca juga: Kemenparekraf beri pendampingan Negeri Laha Ambon pada penilaian ADWI 2024
Baca juga: Desa Ngadi, Tual Maluku disiapkan jadi Desa Wisata Nusantara
"Lokasinya strategis dan menarik perhatian wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara untuk mengunjunginya, termasuk menantang bagi para pecinta olahraga terbang bebas menggunakan sayap kain (parasut) untuk mencoba trek yang tersedia," katanya.
Negeri Nusaniwe juga dipersiapkan untuk mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2025.
Ia mengatakan, pihaknya terus mendorong desa/negeri untuk mengembangkan desa wisata, dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya serta memajukan kebudayaan.
Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di desa wisata sehingga dapat memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan bagi wisatawan.
Baca juga: Negeri Rutong Kota Ambon wujudkan desa wisata digital berbasis QRIS
Dalam program ini, terdapat dua dasar pendampingan. Pertama, modul Sadar Wisata yang meliputi Sapta Pesona (penciptaan lingkungan dan suasana kondusif), Pelayanan Prima dan CHSE.
Kedua adalah pengembangan potensi produk pariwisata, meliputi penjelajahan, pengemasan dan mempresentasikan produk wisata unggulan di desa wisata.
“Melalui pendampingan ini, para pengelola desa wisata diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan,” katanya.
Ia menambahkan pendampingan terus dilakukan baik dari sisi pariwisata maupun ekonomi kreatif ,dan akan berlanjut ke desa-desa wisata lainnya di Kota Ambon sebanyak 14 desa wisata.
Sebanyak 14 desa wisata di Ambon, di antaranya Desa Laha, Negeri Rutong, Hutumuri, Latuhalat, Batu Merah, Poka dan Galala.