Jembrana, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali, merintis pengembangan desa wisata berbasis pertanian yang dimulai dari lima desa.
"Desa wisata berbasis pertanian dan perkebunan kami mulai dari lima desa di Kecamatan Melaya. Secara bertahap akan dikembangkan ke kecamatan lain," kata Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis.
Dia mengatakan konsep Kawasan Perdesaan Catusari Agrowisata cocok bagi Jembrana dengan kultur agraris yang kuat.
Ke depannya, kata dia, pihaknya ingin tiap desa yang masuk program itu punya ciri khas seperti desa kakao, desa penghasil pisang, beras dan lain-lain.
"Ciri khas hasil pertanian atau perkebunan itu bisa digunakan untuk menarik wisatawan," katanya.
Komoditas pertanian tersebut, menurut dia, diolah dan dikemas oleh masyarakat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa untuk memasarkan produk tersebut.
Baca juga: Wamentrans ajak civitas akademika dukung 61 desa wisata di area transmigrasi
Baca juga: Pengembangan desa wisata perlu SDM andal
Baca juga: Begini jika nama desa wisata Bali diubah