Moskow ` (ANTARA) - Miliarder Amerika Serikat Elon Musk menyarankan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mencari amnesti di negara netral sebagai bagian dari penyelesaian perang secara damai di Ukraina untuk menghindari kemungkinan tuntutan pidana atas tindakannya.
"Benar. Meski tidak mengenakkan, Zelenskyy harus ditawari semacam amnesti di negara netral sebagai imbalan atas transisi damai kembali ke demokrasi di Ukraina," kata Musk di media sosial X pada Senin
Pernyataan Musk tersebut menanggapi sebuah unggahan seorang pengguna X, yang menyatakan bahwa Zelenskyy tidak ingin konflik berakhir, karena jika tidak, pemilihan umum akan diadakan di Ukraina dan pemimpin baru akan menuntut Zelenskyy atas pencucian uang.
Sebelumnya pada Jumat, pembicaraan antara Zelenskyy dan Presiden AS Donald Trump di Washington gagal setelah keduanya adu mulut di depan wartawan di Ruang Oval.
Pemimpin Ukraina itu dikritik karena dianggap kurang berterima kasih atas bantuan AS dan berperilaku tidak sopan di Gedung Putih.
Zelenskyy kemudian diminta untuk pergi, meskipun delegasi Ukraina dilaporkan memohon kepada tuan rumah untuk melanjutkan pertemuan, yang seharusnya berujung pada penandatanganan perjanjian tentang logam tanah jarang dan konferensi pers bersama.
Trump selanjutnya membatalkan penandatanganan kesepakatan dengan Zelenskyy, yang telah disetujui oleh pemerintah Ukraina, dan mengatakan pemimpin Ukraina tersebut tidak diterima kembali di Gedung Putih sampai ia "siap untuk perdamaian."
Pada Senin, Fox News melaporkan bahwa AS telah memutuskan untuk menangguhkan sementara semua bantuan militer ke Ukraina sampai Trump melihat komitmen Kiev terhadap perundingan damai.
Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Minggu malam (2/3) menyatakan bahwa Ukraina siap menandatangani perjanjian bahan mineral dengan Amerika Serikat (AS).
"Menjadi kebijakan kami untuk melanjutkan apa yang terjadi di masa lalu. Kami bersikap konstruktif," kata dia.
Zelenskyy menambahkan bahwa jika Ukraina telah bersepakat untuk menandatangani perjanjian itu, "maka kami siap menandatanganinya."
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada CBS News bahwa perjanjian tersebut tidak bisa ditandatangani tanpa adanya "perjanjian damai" dengan Rusia.
Surat kabar Prancis Le Figaro melaporkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah mengusulkan gencatan senjata Rusia-Ukraina.
Saat ditanya apakah dia mengetahui usulan tersebut, Zelenskyy menjawab,"Saya tahu semuanya."
"Saya hanya ingin sikap Ukraina didengar," kata dia, seraya menegaskan dirinya tidak menginginkan ambiguitas.
Zelenskyy juga menyampaikan pendapatnya tentang pertemuan dengan para pemimpin Eropa di London pada Minggu.
Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan kuat yang terus diberikan kepada Ukraina.
"Kami merasakan dukungan yang kuat untuk Ukraina, rakyat kami: para prajurit dan warga sipil, serta kemerdekaan kami," tulisnya di platform X.
Zelenskyy menegaskan bahwa persatuan Eropa saat ini berada di tingkat yang sangat tinggi.
Dia menambahkan bahwa Ukraina dan para mitranya sedang membahas jaminan keamanan dan kerangka kerja untuk mencapai perdamaian yang adil.
Beberapa pertemuan dan keputusan penting akan segera diambil, kata dia.
Dalam konferensi pers sebelumnya, Zelenskyy ditanya apakah Ukraina bersedia menerima garis kontak saat ini sebagai perbatasan de facto yang baru.
Menanggapi hal itu, dia menegaskan bahwa pembicaraan di London berfokus pada langkah awal dan dia mengatakan tidak akan mengungkapkan perinciannya sebelum kesepakatan resmi dicapai.
Ukraina, kata Zelenskyy, tidak akan pernah mengakui wilayah yang diduduki Rusia sebagai bagian dari Rusia.
Menurut dia, jaminan keamanan bagi Ukraina akan mencegah agresi Rusia di masa depan.
Zelenskyy mengatakan jaminan keamanan paling besar bagi negaranya adalah memiliki "tentara Ukraina yang kuat."
Dia menekankan pentingnya sekutu-sekutu Ukraina di Eropa untuk tetap bersikap bahwa Rusia adalah agresor dan menyerukan agar aset-aset Rusia yang dibekukan dipakai untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.
Dia juga menegaskan bahwa hubungan Ukraina-AS akan terus berlanjut, meski konfrontasi antara dirinya dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih Jumat lalu tidak membawa hal positif bagi kemitraan kedua negara.
Namun, dia mengungkapkan keyakinannya bahwa ketegangan dengan AS akan berlalu dan pembicaraan konstruktif di masa depan akan membawa hasil yang baik.
Terkait seruan sejumlah politisi AS agar dirinya mundur sebagai presiden, Zelenskyy menegaskan dirinya hanya akan mempertimbangkan hal itu jika pengunduran dirinya bisa menjamin keanggotaan Ukraina di NATO.
"Saya bisa ditukar dengan NATO. Jika saya mundur dan Ukraina masuk NATO, maka saya telah menyelesaikan misi saya," ujarnya.
Namun, dia menambahkan bahwa mengganti dirinya "tidak akan mudah" karena tidak cukup hanya menggelar pemilu.
"Mereka harus mencegah saya ikut serta, dan itu akan sedikit lebih sulit," kata Zelenskyy.
Sumber: Sputnik-OANA, Anadolu
Baca juga: Ribuan ilmuwan minta miliarder AS Elon Musk diusir dari Royal Society Inggris
Baca juga: Elon Musk dan memudarnya kekuatan halus AS