Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Tim Penjinak Bom Brimob Polda Bengkulu memusnahkan temuan mortir aktif yang diduga bekas latihan perang pasukan TNI pada tahun 1970-an di wilayah Desa Karang Jaya, Kabupaten Rejang Lebong.
Kasi Humas Polres Rejang Lebong AKP Sinar Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan mortir tersebut ditemukan warga Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang saat menggali pondasi untuk membangun pagar pada Kamis (20/2) sekitar pukul 17.05 WIB.
"Sekira pukul 15.30 WIB sudah dilakukan disposal atau pemusnahan temuan mortir dari masyarakat Desa Karang Jaya oleh Tim Jibom Detasmen Gegana Brimob Polda Bengkulu. Lokasi penemuan mortir ini dulunya adalah pusat latihan tempur TNI," kata dia.
Dia menjelaskan, pemusnahan mortir yang memiliki daya ledak tinggi tersebut dilakukan dengan cara diledakkan bertempat di Lapangan Grasstrack BLKM Cawang Baru Kecamatan Selupu Rejang.
Baca juga: Polisi nyatakan mortir berjenis Fragmen M57 yang diamankan di Kalideres masih aktif
Baca juga: Mortir aktif peninggalan Belanda ditemukan warga Banda Aceh
Baca juga: Mortir yang ditemukan petani di Tasikmalaya diamankan Brimob Polda Jabar
Mortir yang dimusnahkan ini, kata dia, sebelumnya dilakukan pengecekan oleh tim Gegana Brimob Polda Bengkulu dan diketahui adalah mortir jenis UXO atau bom militer, dengan panjang 35 Cm, diameter 9,5 Cm. Kemudian masih memiliki pemicu serta masih memiliki kepala mortir.
Proses peledakan mortir itu sendiri dilakukan oleh petugas Brimob dengan cara mengubur nya di dalam tanah sedalam satu meter, kemudian setelah mortir nya dimasukkan lalu ditimbun kembali, dan selanjutnya diledakkan.
Sebelumnya Sumitro (51) warga Dusun III, Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang pada Kamis sore (20/2) menemukan mortir saat melakukan penggalian tanah untuk membuat pondasi pagar rumah.
Temuan benda mirip dengan bom ini lalu dilaporkan Sumitro kepada Kepala Desa Karang Jaya dan seterusnya melaporkan temuan itu ke petugas Bhabinkamtibmas, dan seterusnya dilaporkan ke Polres Rejang Lebong.