Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa kekayaan kuliner Indonesia dapat dijadikan salah satu strategi untuk menggaet lebih banyak lagi wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung ke Tanah Air.
“Jadi betul ya, itu (kuliner) jadi salah satu yang menjadi concern atau perhatian Kementerian Pariwisata di program kami, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Deputi Pengembangan Pariwisata dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, saat ditemui ANTARA usai mengikuti Monthly Brief 2025 di Jakarta, Jumat.
Menanggapi seberapa pentingnya wisata kuliner untuk mendongkrak pengeluaran wisman selama tinggal di Indonesia, Hariyanto menyebut kuliner lokal memberikan banyak pilihan bagi wisman untuk dicicipi.
Contoh makanan yang dapat dijadikan pilihan yaitu nasi goreng, gado-gado hingga soto. Wisata kuliner dapat semakin menarik untuk wisman cicipi karena banyak di antaranya yang berkaitan dengan kearifan lokal suatu daerah.
Wisata kuliner Indonesia, katanya, tidak terbatas dan menarik sehingga potensi untuk meningkatkan pengeluaran wisman seharusnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kompetitor dari negara lain seperti Thailand.
“Banyak sekali yang memang harus kita jadikan atensi. Wisata kuliner itu bagian dari produk wisata,” ujar Hariyanto.
BPS mencatat, pada triwulan 4 tahun 2024 rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.287 dolar AS atau Rp21,16 juta di Indonesia, menghabiskan rata-rata 10,39 malam.
Wisman paling banyak mengeluarkan uang untuk akomodasi dan makanan minuman.
Baca juga: Pengamat harapkan Kemenpar buat cetak biru desa peraih penghargaan dunia