Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menekankan bahwa Politeknik Pariwisata memegang peran penting dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, unggul dan siap bersaing di tingkat global.
"Politeknik Pariwisata hadir menjawab kebutuhan ini dengan kesiapannya membekali para mahasiswa dengan keterampilan praktis dan wawasan industri terkini," kata Widiyanti dalam Launching Seleksi Masuk Bersama Poltekpar Tahun Akademik 2025/2026 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Widiyanti mengatakan di era tourism 5.0, pariwisata telah menjadi sebuah ekosistem dinamis yang menggabungkan teknologi, kreativitas, dan pengalaman keberlanjutan. Era itu membuka banyak peluang inovasi baik dalam menciptakan pengalaman wisata yang lebih personal maupun mengelola destinasi secara cerdas dan ramah lingkungan.
Dari masa ke masa, Politeknik Pariwisata juga terus berinovasi dengan pendidikan yang aplikatif dan relevan dengan tren yang global. Tujuannya agar mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman langsung melalui praktik dan kesempatan bekerja magang di perusahaan serta destinasi wisata ternama yang tentunya akan memperkaya pemahaman dan keterampilannya.
Program yang ditawarkan juga sesuai dengan kebutuhan industri, mencakup manajemen hotel, Event Organizer (EO), agen perjalanan hingga pariwisata keberlanjutan.
"Dengan kurikulum yang selalu diperbarui, lulusan Politeknik Pariwisata memiliki keunggulan kompetitif dan siap bersaing di dunia kerja segera serta setelah kelulusan mereka," ucap Widiyanti.
Meski menghadapi tantangan, Menpar menilai sektor pariwisata terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat kuat. Sepanjang tahun 2023 sampai dengan 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara disebutnya meningkat sebesar 19 persen, sementara perjalanan wisatawan nusantara tumbuh sebesar 21,7 persen.
Sektor pariwisata, katanya, juga memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Terjadi peningkatan 3,9 persen di tahun 2023 menjadi 4 persen pada tahun 2024 berdasarkan angka sementara pada 12 Desember 2024.
"Ini membuktikan para pariwisata sebagai penggerak pemulihan ekonomi dan membuka peluang besar bagi profesional muda untuk berkontribusi," ucap dia.
Data lain yang Menpar beberkan yakni terkait dengan tingkat penyerapan lulusan mahasiswa Politeknik Pariwisata. Rata-rata rasio lulusan terhadap mahasiswa baru mencapai 90,9 persen dengan waktu tunggu maksimal 3 bulan untuk mendapatkan pekerjaan.
Widiyanti mengaku bangga dengan capaian tersebut. Selain berkarir di sektor formal, ia juga mendorong generasi muda untuk berwirausaha mengingat potensi besar pariwisata dalam melahirkan bisnis baru di berbagai bidang, mulai dari akomodasi, perjalanan, kuliner hingga teknologi wisata.
"Oleh karenanya, saya mengajak para calon mahasiswa untuk bergabung dengan warga besar politeknik pariwisata dan bersama-sama membangun sektor pariwisata Indonesia (jadi lebih baik)," ujar Widiyanti.
Politeknik Pariwisata NHI Bandung menyebut poltekpar merupakan jenis kampus yang cocok dengan karakter anak muda yang segar dan selalu mengikuti tren terkini.
"Politeknik pariwisata yang berada di bawah Kementerian Pariwisata ini adalah memang kampus yang tepat untuk anak-anak muda. Kenapa demikian? Karena bidang pariwisata ini adalah freeriders yang bisa masuk ke segala aspek sektor bidang pekerjaan, baik itu sifatnya produk, barang, dan jasa," kata Direktur Poltekpar NHI Bandung Anwari Masatip dalam Launching Seleksi Masuk Bersama (SBM) Poltekpar Tahun Akademik 2025/2026 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Anwari mengatakan poltekpar memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan beberapa penyelenggara pendidikan yang lain. Salah satunya, yakni rata-rata kampusnya sudah terakreditasi unggul. Kurikulum yang digunakan pun sudah berupa MRA-TP, CATC ataupun SKNI.
Pembelajaran di poltekpar dibasiskan pada keterampilan tiap mahasiswa, dimana dalam prosesnya sebanyak 70 persen mahasiswa lebih banyak melakukan praktik dan 30 persen mendapatkan teori di kelas secara simultan.
"Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah anak-anak yang berinvestasi berpendidikan di bidang pariwisata, itu lebih cepat untuk mendapatkan pekerjaan seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Menteri, yaitu dengan masa tunggu rata-rata 3 bulan," katanya.
Menurut Anwari, keunggulan lainnya yakni poltekpar banyak yang sudah berstandar internasional dengan biaya pendidikan yang dapat dikatakan cukup murah yakni sekitar Rp2 juta per semesternya.
Pihak kampus juga berusaha mempertemukan mahasiswa dengan pihak industri melalui program "link and match". Ia turut mengatakan poltekpar bahkan tidak memiliki uang pangkal, uang bangunan, ataupun memungut biaya praktik.
"Sehingga kita dapat melaksanakan proses pembelajaran, baik teori pun maupun praktik, itu di dalam kampus kita sendiri, karena politenik pariwisata ini memiliki satu keunggulan lainnya, yaitu sarana dan prasarana yang mumpuni, yang terintegrasi di dalam satu lokasi kependidikan. Hal ini pun juga didukung oleh teman-teman tenaga pendidik yang profesional, yang telah memiliki sertifikasi baik dari dalam maupun dari luar negeri," ujarnya.
Anwari menambahkan poltekpar semakin menarik bagi anak muda karena mempunyai beberapa program studi spesifik dan khusus, yang memang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya. Misalnya seperti kuliner, pattisier sampai dengan divisi kamar perhotelan.
Jadi pekerja migran
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengajak mahasiswa Politeknik Pariwisata NHI Bandung untuk menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) guna memenuhi kebutuhan pekerjaan di industri hospitality global.
Melalui keterangan KP2MI yang diperoleh di Jakarta, Rabu, Wamen Christina memastikan bahwa KP2MI akan berupaya mengirim PMI yang benar-benar memiliki kompetensi di sektor hospitality dan sesuai dengan kebutuhan industri global.
Untuk itu, dia mendorong para mahasiswa NHI Bandung, yang memang disiapkan untuk menjadi tenaga profesional di bidang pariwisata, untuk mengisi permintaan pekerjaan global di bidang tersebut.
Wamen Christina juga memastikan bahwa selain bisa memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka, para mahasiswa tersebut juga akan memperoleh perlindungan yang maksimal ketika mereka menjadi PMI secara prosedural.
"Jadi yang paling penting, pekerja migran kita mendapatkan perlindungan yang optimal selama mereka bekerja di luar negeri," kata Wamen Christina saat mengunjungi kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung, pada Rabu (19/2).
Wamen mengatakan bahwa hospitality menjadi salah satu sektor unggulan dalam penempatan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Data Kementerian P2MI mencatat bahwa pada 2024, jumlah pekerja migran yang ditempatkan sektor tersebut mencapai 23.152 orang, atau 4,02 persen dari total 297.434 target penempatan.
Turki, Italia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Jepang menjadi negara penempatan pekerja migran Indonesia sektor hospitality terbanyak.
Lowongan kerja yang paling diminati adalah spa therapist, waiter, chef dan cook atau memasak, dengan dominasi pekerja migran dari Bali, Jawa Barat, NTB, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Christina mengatakan ke depan, peluang kerja sektor hospitality di luar negeri akan semakin terbuka dan berkembang. Oleh karena itu, dia menilai penting untuk meningkatkan nilai dan daya saing pekerja migran Indonesia.
Wamen Christina juga mengapresiasi peran Poltekpar NHI Bandung dan politeknik pariwisata lain yang telah membantu menghasilkan tenaga kerja unggul di sektor hospitality.
Dia berharap sinergi kementeriannya dan Kementerian Pariwisata terus diperkuat sehingga pekerja migran sektor hospitality bisa bekerja di luar negeri dengan aman, profesional dan bermartabat.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyambut baik informasi kebutuhan pekerja migran sektor hospitality yang disampaikan Wamen Christina.
Menurutnya, hal itu penting untuk peningkatan kompetensi mahasiswa-mahasiswa yang belajar di NHI Bandung agar mereka lebih memiliki daya saing.
Saat ini, terdapat 2.345 mahasiswa di Poltekpar NHI Bandung yang tersebar di 10 program studi, termasuk pasca sarjana.
Adapun Direktur Poltekpar NHI Bandung Anwari Masatip menyebutkan bahwa alumnus Poltekpar NHI Bandung telah tersebar di berbagai negara. Selain itu, 90 persen mahasiswa Poltekpar NHI Bandung juga telah terserap di dunia kerja sebelum mereka lulus.
“Ini yang menjadi nilai jual dan fokus kita dalam pengembangan sumber daya manusia ke depan," demikian katanya.