Makassar (ANTARA) - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Dr Andi Lukman mengatakan Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang kini memiliki 114 profesor atau guru besar terus fokus mengembangkan pendidikan sekaligus memperkuat diri sebagai kampus berdampak.
Andi Lukman dalam keterangannya di Makassar, Jumat, mengatakan para guru besar memiliki hak dan kebebasan untuk mengembangkan keilmuan yang dimiliki agar bisa berguna bagi masyarakat secara luas.
Baca juga: Pendidikan Profesi Guru batch 3 Kota Depok rampung
"Menjadi guru besar memiliki kewajiban yang tidak ringan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekaligus memastikan karya ilmiah berdampak untuk masyarakat, bangsa, dan negara," ujarnya terkait pengukuhan enam Guru Besar UMI jelang akhir tahun di Makassar.
Ketua Dewan Profesor UMI Prof Mansyur Ramly mengatakan pengukuhan enam guru besar berbagai keilmuan pada 23-24 Desember tersebut semakin mengokohkan posisi UMI sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) dengan jumlah profesor terbanyak di tanah air.
Baca juga: UI dan 13 perguruan tinggi kerja sama kuatkan pendidikan tinggi dengan Bappenas
Prof Mansyur Ramly juga mengingatkan agar pengembangan teknologi tidak terjebak pada kesombongan intelektual. Ia menyinggung fenomena sebagian kalangan teknologi global yang menempatkan capaian teknologi seolah melampaui kehendak Tuhan.
"Kita mengembangkan kemampuan untuk kemaslahatan dan kemampuan akademik, bukan untuk disombongkan layaknya sosok Fir'aun," ujarnya.
Rektor UMI Prof Hambali Thalib berharap para profesor terus belajar dan berkontribusi melalui pemikiran atau gagasan yang sehat sehingga lahir kebijakan dan masa depan yang lebih baik.
"Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk terus menghadirkan ide dan gagasan untuk kemaslahatan umat. Sesuai visi kemendiktisaintek sebagai kampus berdampak," jelasnya.
