Palembang (ANTARA) - Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan, menyiapkan lulusan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.
"Semua lulusan dipersiapkan untuk berperan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, penerapan teknologi ramah lingkungan, serta penguatan sistem pertanian berkelanjutan guna mendukung ketahanan pangan nasional," kata Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Unsri Prof Siti Herlinda, di Palembang, Kamis (25/12).
Dia menjelaskan, pada Desember 2025 ini, pihaknya menggelar yudisium akbar untuk mencetak sarjana unggul.
Program Studi Proteksi Tanaman berhasil mencatat prestasi akademik yang membanggakan dengan meluluskan 64 mahasiswa angkatan 2022 yang menyelesaikan masa studi dalam waktu 3,5 tahun atau tujuh semester.
Baca juga: Pendidikan Profesi Guru batch 3 Kota Depok rampung
Berdasarkan jumlah tersebut, 90 persen mahasiswa lulus tepat waktu dengan capaian akademik dengan pujian (cumlaude) dan sangat memuaskan.
Keberhasilan itu tidak lepas dari kualitas penyelenggaraan pendidikan, dengan Program Studi Proteksi Tanaman telah mendapatkan akreditasi unggul (A) dari BAN-PT serta pengakuan akreditasi internasional dari ASIIN (Jerman).
Pelaksanaan yudisium diawali dengan sidang tertutup, yang merupakan tahapan penting dalam proses akademik untuk melakukan verifikasi akhir kelulusan, sekaligus memastikan pemenuhan standar mutu dan evaluasi integritas akademik mahasiswa.
Proses tersebut menunjukkan komitmen program studi dalam menjunjung tinggi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan kualitas lulusan berstandar nasional maupun internasional.
Baca juga: GSM ingatkan pemangku kebijakan pendidikan tak abaikan fondasi kemanusiaan
Program Studi Proteksi Tanaman menegaskan komitmennya dalam melahirkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing global.
Dalam kesempatan yudisium, Ketua Program Studi Prof Siti Herlinda menyampaikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi peringkat pertama Rindian Tika dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00.
Kemudian menyampaikan penghargaan kepada Mytha Ahmad di posisi kedua dengan IPK 3,98, serta Aurelia Meira Zhafirah sebagai peringkat ketiga dengan IPK 3,97.
Ketiga mahasiswa itu mencerminkan capaian akademik yang luar biasa, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi program studi, tetapi juga bagi Fakultas Pertanian dan Unsri.
Prestasi tersebut sekaligus memperlihatkan standar pendidikan unggul yang diterapkan di Prodi Proteksi Tanaman Unsri.
Sebagai bagian dari penguatan program internasionalisasi, Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Unsri terus menunjukkan konsistensinya dalam menerapkan kegiatan akademik berorientasi global.
Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah penggunaan bahasa Inggris sebagai praktik aktif dalam berbagai aktivitas akademik, mulai dari presentasi seminar, ujian skripsi, hingga penulisan makalah ilmiah.
Langkah ini dirancang untuk membangun kompetensi internasional mahasiswa sekaligus meningkatkan kesiapan lulusan dalam menghadapi persaingan di tingkat global.
Lulusan Program Studi Proteksi Tanaman diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sektor pertanian, khususnya dalam bidang perlindungan tanaman.
Dengan bekal pengetahuan ilmiah, keterampilan analitis, serta pengalaman riset yang diperoleh selama masa studi, para lulusan dipersiapkan untuk berperan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, penerapan teknologi ramah lingkungan, serta penguatan sistem pertanian berkelanjutan guna mendukung ketahanan pangan nasional, kata Siti Herlinda.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Prof Ahmad Muslim menambahkan bahwa yudisium merupakan langkah awal bagi para lulusan untuk memasuki dunia kerja dan dunia profesional.
“Capaian akademik yang telah diraih lulusan Program Studi Proteksi Tanaman, merupakan pondasi awal dalam membangun karier, menjadi insan yang tangguh, kompetitif, dan terus mengembangkan diri agar mampu beradaptasi dengan dinamika serta tantangan sektor pertanian," ujar Ahmad Muslim.
