Bogor (Antara Megapolitan) - Masyarakat Indonesia dan Jepang dikenal sebagai konsumen nasi dengan volume yang cukup tinggi. Tingginya konsumsi beras menghasilkan produk samping dari penggilingan beras, yakni bekatul, yang tinggi pula.
Bekatul berasal dari bagian terluar kulit beras yang terbuang selama proses penyosohan gabah.
Bekatul dapat pula berasal dari berbagai varietas beras. Di Indonesia dikenal beberapa jenis beras yang dibudidayakan yakni beras merah, beras putih, dan beras hitam.
Terkait hal ini, sejumlah pakar dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian tentang identifikasi senyawa sitotoksik dan antioksidan dari berbagai jenis bekatul dengan pendekatan metabolomik.
Mereka adalah Mirna Zena Tuarita, Sukarno, Nancy Dewi Yuliani dan Slamet Budijanto.
Sukarno mengatakan, komponen bioaktif berupa senyawa fitokimia terakumulasi di bagian perikarp dan testa atau bran kernel beras.
Komponen fitokimia yang terakumulasi ini mengandung pigmen tertentu dan berhubungan dengan warna beras seperti merah, ungu, maupun hitam.
Ia menuturkan, beberapa penelitian menunjukkan bekatul mengandung senyawa bioaktif seperti tokotrienol-tokoferol, γ-oryzanol, dan ß-sitosterol, antioksidan fenolik, ß-karoten, dan antosianin (bekatul beras hitam dan ketan hitam).
Menurutnya, penelitian-penelitian terhadap senyawa bioaktif bekatul telah banyak dilakukan, tetapi belum dilakukan penelitian untuk melihat korelasi antara senyawa bioaktif dengan aktivitas sitotoksik dan antioksidan bekatul dari berbagai varietas beras menggunakan pendekatan metabolomik.
''Metabolomik merupakan analisis komperehensif komponen dari suatu organisme pada waktu dan kondisi tertentu. Ekstraksi dan fraksi yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk analisis bioaktivitas dan profil kimia dari bekatul,'' ujarnya.
Hasil penelitian para pakar IPB ini menunjukkan bahwa bekatul beras hitam Cempo Ireng (Oryza sativa L. indica) memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker dan aktivitas antioksidan terbaik dibandingkan dengan bekatul beras merah Cere (Oryza nivara), bekatul beras putih Ciherang (Oryza sativa), dan bekatul beras Jepang (beras Japonica).(AT/NM)
Pakar IPB Teliti Senyawa Sitotoksik Dan Antioksidan Dari Berbagai Jenis Bekatul
Rabu, 8 November 2017 16:19 WIB
Bekatul berasal dari bagian terluar kulit beras yang terbuang selama proses penyosohan gabah.