Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berharap agar semua pihak menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada seluruh warga guna memitigasi dampak cuaca ekstrem.
"Sehingga masyarakat bisa mengantisipasi lebih dini," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek dalam Sharing Siaran Pers terkait Cuaca Ekstrem terkini di NTT secara daring yang dipantau dari Labuan Bajo, Senin.
Ia menambahkan informasi potensi cuaca ekstrem lebih dini dapat meningkatkan kewaspadaan warga sekaligus mengurangi dampak cuaca ekstrem yang dapat membahayakan warga.
"Apabila terjadi hujan lebat masyarakat yang berada di wilayah berpotensi bencana sudah lebih dulu mengevakuasi diri, sehingga kalau terjadi bencana maka masyarakat sudah berada di tempat yang aman," ungkapnya.
Kondisi ini mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan hujan yang signifikan di wilayah NTT sehingga dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Prakiraan tanggal 18-22 Februari 2025, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata dan Alor.
Sedangkan wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat hingga ekstrem yang disertai petir dan angin kencang yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Belu, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.
Baca juga: BMKG: siklon tropis terpantau di NTT
Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem di NTT