Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pertahanan dan Keamanan Universitas Pertamina Ian Montratama mengatakan bahwa sistem pertahanan udara (sishanud) menjadi penting dan mendesak dalam transfer teknologi antara Indonesia dengan Jepang.
“Dengan proliferasi rudal jelajah dan hipersonik, yang urgen adalah sistem pertahanan udara berbasis radar aktif, radar pasif, dan rudal pertahanan udara jarak jauh dan menengah,” kata Ian saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut untuk merespons kesepakatan kerja sama yang dilakukan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengenai transfer teknologi alat utama sistem senjata (alutsista), dan alat pertahanan dan keamanan (alpahankam).
Ian memandang bahwa Jepang belum tentu menguasai sishanud berbasis radar tersebut, meskipun transfer teknologi tersebut dinilai urgen pada saat ini.
“Jika menguasainya pun, belum tentu akan ditransfer ke industri pertahanan Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Prabowo dan PM Jepang sepakat tingkatkan kerja sama ToT alutsista dan pertahanan