Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) sepakat bekerja sama untuk mengembangkan industri perikanan dalam “Proyek Repatriasi Sumber Daya Manusia Ekonomi Biru Indonesia-Jepang” selama tiga tahun.
Menurut siaran pers JICA yang diterima di Jakarta, Rabu, penandatangan dokumen kerja sama tersebut dilakukan oleh perwakilan dari Kantor Perwakilan JICA Indonesia, Senior Representative Kenji Okamura dan Sekretaris Jenderal KKP Rudy Heriyanto Adi Nugroho.
Proyek kerja sama itu bertujuan mendorong pengembangan industri perikanan di Indonesia dan Jepang dan memiliki target untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan di bawah KKP yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.
Baca juga: RI-Jepang perluas kerja sama startup hingga tenaga kerja
Pengembangan industri perikanan tersebut dilakukan dengan memperkuat kapasitas lembaga pendidikan perikanan dan pusat pelatihan, seperti politeknik dan sekolah menengah perikanan, salah satunya dengan meningkatkan keterampilan para pekerja di bidang perikanan serta memperkuat kemampuan dalam berbahasa Jepang.
Selain itu, pengembangan industri perikanan itu juga dilakukan dengan memberikan informasi ketenagakerjaan pada industri perikanan Jepang di Indonesia serta membangun sistem untuk meningkatkan lapangan kerja untuk sumber daya manusia yang telah kembali dari Jepang di Indonesia.
Para pekerja yang berangkat ke Jepang di bawah proyek tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan industri perikanan di Indonesia dengan memanfaatkan pengalaman kerja yang mereka dapatkan selama di Jepang ketika mereka kembali ke Indonesia.
Proyek kerja sama itu juga sejalan dengan agenda KKP yaitu mendorong program pengembangan sumber daya manusia yang mendukung pengembangan industri perikanan dan mendorong pengelolaan laut yang berkelanjutan dan konservasi sumber daya dan ekosistem pesisir laut.
Baca juga: Jepang dukung kebijakan penyediaan MBG dan kemandirian pangan Presiden Prabowo
Proyek kerja sama tersebut juga diharapkan dapat berkontribusi untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia di industri perikanan di Jepang.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Imigrasi Jepang, hingga akhir 2024, saat ini ada 3.488 pekerja di sektor perikanan, 2.888 diantaranya berasal dari Indonesia.
Diketahui juga bahwa jumlah tenaga kerja perikanan di Jepang telah berkurang setengahnya dari 238 ribu orang pada 2003 menjadi 123 ribu orang pada 2022.
Karena itulah, Pemerintah Jepang telah menetapkan target untuk menerima 17 ribu personel terampil khusus perikanan selama lima tahun mulai tahun 2024, di mana saat ini sebagian besar nelayan asing di Jepang berasal dari Indonesia.