Washington (ANTARA) - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat tidak menemukan adanya hubungan antara serangan mobil menabrak kerumunan di New Orleans, Louisiana, dengan ledakan mobil di area Trump Hotel di Las Vegas, Nevada, AS pada perayaan malam tahun baru.
Asisten Direktur FBI Christopher Raia pada Kamis (2/1) waktu setempat menyatakan kejadian di New Orleans sebagai aksi terorisme.
Serangan mobil truk menabrak kerumunan pengunjung Bourbon Street, New Orleans. Pelakunya diidentifikasi sebagai Shamdud-Din Jabbar (42), seorang warga Texas dan mantan personel militer AS. Jabbar tewas dalam baku tembak dengan personel kepolisian usai melancarkan aksinya. Korban tewas sekitar 15 orang dan puluhan terluks.
Di hari yang sama, sebuah kendaraan Tesla Cybertruck meledak di luar Trump International Hotel di Las Vegas, sehingga menewaskan satu orang dan melukai 7 lainnya. Pelaku diidentifikasi sebagai Matthew LiveIsberger (37), seorang veteran militer AS.
Pejabat FBI itu mengatakan, Jabbar 100 persen terinspirasi oleh kelompok teror ISIS. "Dia juga menyatakan telah bergabung ke ISIS sebelum musim panas tahun ini," tutur Raia.
Sumber: Anadolu
Baca juga: AS selidiki serangan di New Orleans dan Las Vegas
Baca juga: Trump kecam keamanan AS