Jakarta (ANTARA) - Tahun 2024 akan berakhir dalam hitungan jam, namun momen pergantian tahun ini dihadapi Manchester United dengan pekerjaan besar bagi pelatih Ruben Amorim.
Manchester United menutup 2024 dengan hasil mengecewakan seusai dipecundangi tamunya Newcastle United 0-2 dalam lanjutan Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Selasa dini hari WIB.
Hasil kontra The Magpies membuat catatan buruk Setan Merah kian berkepanjangan, yang menelan empat kekalahan berturut-turut di semua kompetisi. Rentetan itu membuat kemenangan 2-1 atas rival sekota Manchester City tak ubahnya hasil kebetulan belaka.
Akibat gol Alexander Isak dan Joelinton, Setan Merah untuk pertama kalinya sejak 1979 menderita tiga kekalahan kandang beruntun setelah harus menyerah dari Nottingham Forest dan Bournemouth.
Hasil tersebut sekaligus menjadi kekalahan keenam United di semua kompetisi sepanjang Desember 2024. Catatan buruk serupa pernah terjadi pada September 1930 dan kala itu United hanya finis di urutan ke-14 Liga Inggris.
Tahun 2024 diakhiri United dengan menempati peringkat ke-14 klasemen sementara Liga Inggris lewat catatan 22 poin dan hanya berjarak tujuh poin dari jurang degradasi. Situasi ini harus direspon cepat oleh pihak manajemen dan tim pelatih demi mengatasi bencana yang melanda klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut.
Manajemen United harus cermat memanfaatkan kesempatan dengan terbukanya jendela bursa transfer Januari demi memenuhi kebutuhan Ruben Amorim, yang mewarisi skuad peninggalan Erik ten Hag sejak ditunjuk menjadi bos baru di Old Trafford pada 11 November lalu.
Kendala Amorim, pelatih asal Portugal ini tiba dengan membawa gebrakan penerapan formasi 3-4-2-1, sesuatu yang jauh berbeda dibandingkan pakem formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 di era Ten Hag. Proses adaptasi tersendat lantaran daftar panjang cedera, sehingga Amorim sejauh ini baru menjalani empat sesi dengan komposisi skuad penuh. Faktor ini berdampak di dalam lapangan dan terlihat bahwa para pemain Setan Merah tak semuanya bisa langsung menyatu dengan gaya Amorim yang menekankan permainan yang cenderung lebih melebar dibandingkan dengan gaya permainan Ten Hag, yang lebih bermain dengan menjaga kerapatan ruang antarlini.
Permasalahan Amorim, yang belum mampu dipecahkan yakni kendala sektor pertahanan, yang sudah menjadi masalah klasik sejak era Ten Hag. Dengan memanfaatkan bursa transfer musim panas lalu untuk mendatangkan pemain bertahan sekaliber Mathjis De Ligt, Noussar Mazroui, dan Leny Yoro, serta gelandang bertahan Manuel Ugarte tak menunjukkan dampak yang signifikan dalam kurun waktu setengah musim ini. Di Liga Inggris, gawang yang dijaga oleh Andre Onana telah dibobol sebanyak 26 kali dan hanya enam kali nirbobol dari 19 pertandingan. Bahkan dari 11 pertandingan di bawah Amorim, Setan Merah telah kebobolan sebanyak 21 kali dan hanya sekali bisa mencatatkan nirbobol.
Resolusi Amorim, dalam 11 pertandingan yang telah dijalani bersama United, selalu menerapkan formasi 3-4-2-1. Pelatih berusia 39 tahun itu bersikukuh melakukannya, kendati tak semua pemain di skuadnya bisa menjalani pertandingan karena mengalami cedera maupun dalam kondisi kurang prima. Memasuki bursa transfer Januari, pihak manajemen United juga harus memburu pemain yang sesuai dengan kebutuhan Amorim. Meski akan sulit kemungkinannya untuk mendatangkan pemain dengan harga banderol selangit usai United menghabiskan sebesar 214 juta Euro di bursa transfer musim panas. Resolusi apapun yang dibawa Amorim tahun 2025 nanti jelas membutuhkan dukungan bulat dari seluruh isi skuad United, setidaknya agar mereka bisa menengok musim ini sebagai keberhasilan bangkit dari situasi tersulit, terlepas dari peringkat berapa Setan Merah berakhir di klasemen Liga Inggris 2024/2025.
Baca juga: MU gagal naik peringkat setelah ditaklukkan Newcastle
Baca juga: Ronaldo yakin Ruben Amorim mampu atasi masalah yang terjadi di MU