Bogor (Antara Megapolitan) - Banyak daerah terpencil di Indonesia belum teraliri listrik dari Perusahaan Listrik Negera (PLN). Indonesia juga memiliki area hutan tropis yang luas, banyak mengalami degradasi, sehingga upaya reforestasi akan memberikan manfaat dalam mengurangi emisi, merestorasi ekosistem, meningkatkan ekonomi masyarakat dan menghasilkan biomassa sebagai sumber listrik lokal.
Enam orang peneliti gabungan, yaitu Ulfah J Siregar dan Iskandar Z Siregar dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Asminah Rachmi dari Politeknik Negeri Malang, Budi H. Narendra dan Chairil A Siregar dari Pulitbang Hutan dan Chris Weston dari University of Melbourne, Australia melakukan penelitian terkait tanaman hutan jenis cepat tumbuh sebagai penghasil biomassa sumber energi terbarukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi biomas guna pengarusutamaannya sebagai sumber energi terbarukan kelistrikan.
Dilakukan survei pada tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Pulau Lombok mewakili daerah basah, medium dan kering. Hutan tanaman masyarakat dihitung kandungan biomassanya yang berpotensi untuk dikonversi menjadi sumber listrik melalui proses pembentukan wood pellet.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa energi berbasis biomassa mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di daerah yang diteliti. Selama ini kebanyakan biomassa dipakai sebagai bahan baku industri kayu, dan sangat jarang sebagai bioenergi. Hal ini karena harga jual wood pellet yang rendah, sehingga ongkos produksi tidak tertutup.
Kebanyakan industri memanfaatkan limbah kayu karena harganya rendah, lalu mencampur kayu lunak dengan kayu keras untuk menghasilkan kualitas wood pellet yang diinginkan.
Hasil produksi kebanyakan diekspor ke luar negeri ketimbang dimanfaatkan di dalam negeri. Pengembangan tenaga listrik berbasis biomassa di Indonesia akan memerlukan dukungan kebijakan yang cukup kuat untuk merealisasikannya.(irm/ris)