Subang (ANTARA) - Secara umum keberadaan jalan tol bertujuan untuk memangkas jarak tempuh, karena tidak ada persimpangan atau hambatan lainnya, sehingga aktivitas dalam berkendara bisa lebih cepat ketika melewati jalan tol.
Hingga saat ini, sesuai dengan data Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Indonesia sudah memiliki 2.893,02 kilometer jalan tol.
Ribuan kilometer jalan tol itu tersebar di lima pulau besar. Pulau Jawa masih mendominasi kepemilikan jalan tol dengan total ada 1.782,47 kilometer.
Kemudian di Pulau Sumatera ada jalan tol sepanjang 941,75 kilometer, Pulau Kalimantan 97,27 kilometer, Pulau Sulawesi 61,46 kilometer, dan di Pulau Bali terdapat 10,07 kilometer jalan tol.
Pada tahun ini, Badan Pengatur Jalan Tol akan menambah penyelesaian konstruksi dan beroperasinya jalan tol baru sepanjang 418,85 kilometer. Sehingga total jalan tol yang beroperasi hingga penghujung tahun 2024 ditargetkan mencapai 3.254,55 kilometer.
Keberadaan jalan tol di Tanah Air perlu terus ditambah, karena Indonesia merupakan negara yang cukup luas, dengan luas daratan sekitar 2,01 juta kilometer. Itu harus dilakukan sebagai sarana penghubung konektivitas antarwilayah. Sehingga aktivitas perekonomian dapat berjalan dengan maksimal.
Kenapa harus jalan tol? Karena dengan adanya jalan tol, akses ke daerah menjadi mudah. Itu akan secara otomatis dapat mengundang investor untuk berinvestasi. Jadi dengan adanya jalan tol, maka ekonomi di daerah tersebut akan naik.
Selain itu, jalan tol juga dapat membantu masyarakat untuk berkendara lebih cepat. Sebab jika harus melewati jalan umum, cukup banyak hambatan yang harus dilewati, seperti persimpangan, kemacetan, lampu lalu lintas, dan lain-lain.
Hal lainnya, keberadaan jalan tol bisa memberikan pendapatan bagi negara. Sebab para pengguna jalan tol itu harus bayar untuk melintasi ruas jalan tol.
Jadi sudah jelas bahwa keberadaan jalan tol itu sangat berperan dalam memajukan ekonomi daerah dan bahkan menyumbang pendapatan negara.
Namun di tengah beragam manfaat tersebut, jalan tol yang dikenal sebagai sebutan jalan bebas hambatan menyimpan bahaya tersendiri bagi pengendara.
Sesuai dengan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, hingga September 2024 kasus kecelakaan di jalan tol secara nasional mencapai 1.207 kasus.
Dari jumlah itu sebanyak 527 orang meninggal dunia, 201 luka berat, dan 2.133 luka ringan.
Jadi bisa dikatakan ketika pengendara melintasi jalan tol, sebenarnya itu sangat dekat dengan bahaya. Sebab, ada godaan bagi pengendara untuk menekan pedal gas lebih dalam saat melewati jalan tol. Apalagi saat melewati jalan Tol Cipali yang berkarakteristik jalannya lurus dan Panjang.
Nah, jalan Tol Cipali sepanjang 116 kilometer ini memiliki catatan potensi kerawanan kecelakaan cukup tinggi. Bahkan Kementerian Perhubungan sempat menyebutkan bahwa Tol Cipali termasuk jalan tol dengan tingkat kematian akibat kecelakaan tertinggi di dunia.
Beberapa pengendara saat ditemui di rest area KM 164 menyebutkan bahwa hasrat untuk "ngebut" saat melintasi jalan Tol Cipali memang cukup tinggi. Alasannya, karena kondisi jalan yang lurus dan panjang serta tak banyak jalan berlubang.
Oman, seorang pengemudi travel mengakui bahwa kondisi jalan Tol Cipali memang seakan-akan untuk dilintasi dengan kecepatan tinggi. Atas hal itulah, kesadaran pengemudi perlu ditingkatkan agar mereka dapat mengontrol kecepatan saat melintasi jalan Tol Cipali.
Kolaborasi wujudkan keselamatan di jalan tol
Kampanye keselamatan berkendara terus dilakukan oleh pengelola jalan tol. Pengelola Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Astra Tol Cipali) siap meningkatkan kolaborasi dengan pihak kepolisian serta berbagai pihak lainnya untuk menekan angka kecelakaan dan kampanye keselamatan terhadap pengendara di jalan Tol Trans Jawa.
Operations Management Department Head Astra Tol Cipali Prayogi Setyo Pratomo saat Ngobrol Santai Bareng Astra Tol Cipali, beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa selama ini pihaknya telah berkolaborasi dengan pihak kepolisian dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jalan tol.
Kolaborasi itu dilaksanakan dengan jajaran Polres setempat dan dari PJR, guna meningkatkan pelayanan dan sosialisasi keselamatan di jalan tol.
Kolaborasi yang selama ini dilaksanakan di antaranya ialah terkait dengan operasi truk yang over dimension over loading (odol) serta kegiatan ramp check. Selain itu juga dilakukan kolaborasi antara petugas Astra Tol Cipali dengan jajaran kepolisian dari PJR dan Polres dalam menangani parkir liar di bahu jalan.
Sejumlah sosialisasi keselamatan juga telah digelar jajaran kepolisian dengan pihak Astra Tol Cipali.
Prayogi menyampaikan bahwa ke depan pihaknya akan terus meningkatkan kolaborasi dengan pihak kepolisian, sebagai bagian dari pelayanan kepada pengguna jalan tol.
Kegiatan yang akan dikolaborasikan kembali ialah mengenai kampanye keselamatan bagi pengguna jalan tol, serta rencana pemasangan tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di jalan Tol Cipali.
Sementara itu, Kanit Kamsel Satlantas Polres Subang Ipda Herlina Swandy menyebutkan bahwa kolaborasi pihak kepolisian dengan pengelola jalan tol itu harus dilaksanakan sebagai bagian dari pelayanan kepada pengguna jalan tol.
Kolaborasi tersebut diperlukan, di antaranya untuk kenyamanan dan keamanan pengendara di jalan Tol Cipali.
Namun hal terpenting dalam kolaborasi pengelola jalan tol dengan pihak kepolisian ialah menumbuhkan kesadaran terhadap pengendara agar lebih hati-hati dan waspada saat melewati ruas jalan tol Trans Jawa.
Astra Tol Cipali bersama kepolisian dan Dinas Perhubungan selama ini telah melakukan kampanye keselamatan di rest area dan beberapa titik strategis lainnya.
Selain itu, Astra Tol Cipali juga secara aktif mengimbau dan mengedukasi keselamatan melalui kanal media sosial Astra Tol Cipali. Upaya juga dilakukan melalui metode engineering, yang antara lain dilakukan melalui pemasangan berbagai fasilitas keselamatan seperti 164 KM guardrail, 90,6 KM wire rope, dan 18.600 guide post.
Hal lain yang dilakukan ialah melakukan pemasangan speed reducer di 20 titik untuk menjaga batas kecepatan di sepanjang ruas tol Cipali. Sementara untuk meningkatkan pemantauan keamanan dan kondisi lalu lintas, Astra Tol Cipali menyiapkan 295 CCTV, tersebar di minimal setiap 1 kilometer ruas tol dan rest area.
Untuk mengurangi tingkat kecelakaan di titik-titik rawan kecelakaan, petugas patroli Astra Tol Cipali secara rutin melakukan kegiatan black spot pada jam rawan.
Sambut musim libur Natal dan Tahun Baru
Menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru, Astra Tol Cipali memastikan akan memberi rasa aman dan nyaman bagi pengendara yang melintasi jalan Tol Cipali.
Direktur Operasional Astra Tol Cipali, Rinaldi menyebutkan bahwa pada tahun ini pihaknya terus berfokus meningkatkan kenyamanan pengguna jalan. Itu dilakukan melalui kegiatan penambahan kapasitas dan peningkatan kualitas jalan yang dilewati pengemudi menuju arah Jawa.
Hingga kini pekerjaan penambahan kapasitas dan peningkatan kualitas jalan Tol Cipali masih terus dikerjakan. Targetnya akan selesai pada 15 Desember 2024.
Pekerjaan penambahan kapasitas dan peningkatan kualitas jalan tersebut dilakukan semata-mata untuk memberi kenyamanan pengemudi yang melintasi jalan Tol Cipali.
Selain itu, pengelola Tol Cipali juga telah menyiapkan rencana rekayasa lalu lintas one way maupun contra flow apabila terjadi kepadatan lalu lintas pada musim libur Natal dan Tahun Baru nanti.
Rekayasa lalu lintas di jalan Tol Cipali tersebut didukung oleh sejumlah sarana prasarana yang tersedia, di antaranya 14 variable message sign (VMS) dan beragam rambu portable sebagai sarana informasi.
Selain itu, ada juga 28 bukaan median sebagai titik penerapan rekayasa lalu lintas serta 5.000 rubber cone sebagai penanda batas rekayasa lalu lintas.
Untuk penerapan rekayasa lalu lintas, itu akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, dan dilakukan atas diskresi pihak kepolisian.
Sementara, masih dalam rangka membuat nyaman berkendara di jalan tol, pengelola jalan Tol Cipali juga melakukan antisipasi perubahan cuaca yang kini sudah seringkali hujan deras.
Ada beberapa langkah yang dilakukan Astra Tol Cipali untuk mengurangi dampak luapan air dan longsor, seperti pekerjaan rutin membersihkan endapan pada 211 titik saluran inlet, outlet, samping, hingga median jalan.
Tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah hambatan saluran yang mengakibatkan luapan air. Hal lainnya ialah melakukan perbaikan slope agar beberapa titik lereng di ruas Tol Cipali memiliki stabilitas tanah yang baik.
Hal terpenting, untuk memberi kenyamanan selama perjalanan, tersedia fasilitas yang lengkap bagi masyarakat yang jenuh dalam berkendara. Pada musim libur Natal dan Tahun Baru nanti, pengguna jalan dapat mengunjungi delapan rest area di sepanjang jalan Tol Cipali.
Delapan rest area itu di antaranya rest area aktif di KM 86, 102, 130, dan 166 arah Cirebon serta KM 164, 130, 101, dan 86 arah Jakarta.
Di rest area itu, tersedia berbagai fasilitas gratis seperti toilet bersih dengan jumlah memadai, nursery room, parkir, hingga ruang bermain bagi pengunjung.
Namun hal terpenting untuk mewujudkan kenyamanan dalam berkendara ialah tumbuhnya etika dan kesadaran pengemudi. Etika berlalu lintas ini penting karena berhubungan langsung dengan keselamatan dan kenyamanan semua pengendara di jalan.
Tanpa etika yang baik dan rendahnya kesadaran berlalu lintas, itu bisa membahayakan, tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi pengemudi lain. Jadi mulailah tertib berlalu lintas dari sendiri.
Baca juga: Astra Tol Cipali tingkatkan kolaborasi dengan kepolisian dalam kampanye keselamatan
Baca juga: Astra Tol Cipali jamin penambahan lajur ketiga rampung pada Desember 2024