Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek atau Japek berperan sebagai tulang punggung mobilisasi pengendara dengan memainkan peran kunci dalam mengurangi waktu tempuh sekaligus memangkas jarak perjalanan di wilayah Jawa Barat.
Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Hendri Taufik mengatakan.Jalan Layang MBZ membentang sepanjang 38 kilometer menghubungkan Jakarta dengan Cikampek di Kabupaten Karawang.
"Jalan Layang ini merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang penting untuk menghubungkan berbagai kota di Pulau Jawa," katanya di Bekasi, Rabu.
Ia menjelaskan sejak terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek tahun 2019, pengguna jalan tol dari Jakarta menuju Cikampek atau Trans Jawa dapat memilih perjalanan melalui jalur atas atau Layang MBZ maupun jalur bawah atau menggunakan Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga: Jasamarga: Mutu beton Jalan Layang MBZ melebihi spesifikasi
Baca juga: Jasamarga: Mutu beton Jalan Layang MBZ melebihi spesifikasi
"Upaya ini untuk mengembalikan manfaat Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang efisien bagi pengguna baik untuk perjalanan jarak dekat maupun jauh. Dengan beroperasinya Jalan Layang MBZ, kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek segmen Cikunir sampai dengan Karawang bertambah dua lajur di kedua arah," katanya.
Kehadiran jalan ini bermanfaat untuk mempercepat mobilitas dari Jakarta hingga Cikampek. Pengiriman barang dan jasa pun menjadi lebih cepat sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi serta pengembangan kawasan sekitar.
Dalam penghitungan melalui aplikasi peta digital, pengguna jalan akan menempuh perjalanan dari Cawang menuju Purwakarta melalui Layang MBZ dengan jarak sekitar 73,8 kilometer hanya dalam 56 menit.
Baca juga: Integrasi Tol Japek-Jalan Layang MBZ pangkas waktu tempuh perjalanan lebih dari 60 persen
Baca juga: Integrasi Tol Japek-Jalan Layang MBZ pangkas waktu tempuh perjalanan lebih dari 60 persen
Jika dibandingkan dengan perjalanan menuju Purwakarta tanpa menggunakan jalan tol, pengguna jalan akan menempuh jarak 85,9 kilometer melalui Jalan Pantura dengan waktu tempuh lebih lama yaitu dua jam 31 menit.
"Hal ini menunjukkan penghematan waktu tempuh perjalanan yang signifikan selama 1 jam 35 menit atau sebesar 62 persen," ucapnya.
Taufik menyatakan selain dapat memangkas waktu tempuh perjalanan, manfaat penggunaan Jalan Layang MBZ adalah mampu mendistribusikan beban lalu lintas dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Direktur Bisnis PT Jasamarga Trnasjawa Tol Pratomo Bimawan Putra menjelaskan aspek hitungan jumlah kendaraan pada satu segmen jalan dalam satu waktu dibandingkan dengan kapasitas jalan tahun 2015 atau sebelum Jalan Layang MBZ dibangun.
Baca juga: Penyesuaian tarif integrasi Jalan Tol Japek dan MBZ mulai diberlakukan 9 Maret
Baca juga: Penyesuaian tarif integrasi Jalan Tol Japek dan MBZ mulai diberlakukan 9 Maret
"Volume per kapasitas atau V/C ratio Jalan Tol Jakarta-Cikampek rata-rata mencapai 0.93 dengan kecepatan tempuh rata-rata 35 kilometer per jam," katanya.
Namun semenjak Jalan Layang MBZ dioperasikan, kecepatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek membaik dengan indikasi distribusi kendaraan. Data V/C ratio Jalan Tol Jakarta-Cikampek tahun 2024 tercatat rata-rata sebesar 0.5.
"Pengoperasian terintegrasi dengan Jalan Layang MBZ juga terbukti berhasil menambah laju kecepatan kendaraan menjadi rata-rata sekitar 66 kilometer per jam," kata Bima.(KR-PRA).