Kota Bogor (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sampel komoditas pangan di Pasar Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat untuk menjamin aspek keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.
Uji laboratorium itu dilakukan menggunakan mobil laboratorium keliling. Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas Anas Yalitoba di Kota Bogor, Kamis, mengatakan uji laboratorium dilakukan terhadap kandungan formalin, pestisida, dan timbal.
Hasilnya, kata Anas, seluruh sampel komoditas pangan yang diuji negatif atau bebas dari formalin, pestisida, dan timbal.
Baca juga: Bapanas pastikan ketersediaan komoditas pangan di Pasar Bogor aman
Baca juga: Pemkot Bogor menyusun rencana ketahanan pangan bersama Bapanas
“Ahamdulillah tiga komoditas yang diuji formalin semua negatif. Untuk pestisida semua negatif, residunya di bawah. Demikian juga unsur timbal, semua negatif,” kata Anas.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, komoditas pangan yang diuji dari kandungan formalin ialah ayam dan ikan kembung. Kemudian untuk pestisida dilakukan pada kentang, cabai merah, dan cabai rawit.
“Untuk timbal ada kentang, selada, cabai merah, cabai rawit, ikan, ayam dan ikan kembung, semua negatif,” jelasnya.
Anas pun mensyukuri hasil uji laboratorium ini. Sehingga artinya masyarakat sebagai konsumen bisa tenang mengkonsumsi bahan pangan dari Pasar Bogor.
“Alhamdulillah semua komoditi yang disampel hari ini semua memberikan ketenangan kepada kita, konsumen, dalam berbelanja. Terutama bahan pangan segar, baik dari asal tumbuhan, asal hewan, maupun asal ikan,” ucapnya.
Baca juga: Bapanas sediakan 10 unit mobil laboratorium keliling awasi keamanan pangan
Di samping itu, Anas menyampaikan, apabila di suatu daerah ditemukan bahan pangan yang hasilnya positif mengandung formalin, pestisida, atau timbal, Bapanas akan berkoordinasi dengan dinas terkait di daerah tersebut.
“Itu dilakukan, dilaporkan kepada daerahnya, minimal sekda yang memimpin dan menyelesaikannya. Sehingga kami melakukan penelusuran,” ujarnya.
Setelah penelusuran, lanjut dia, bisa dicari asal usul dari bahan pangan yang mengandung formalin, pestisida, maupun timbal untuk dilakukan pembinaan agar tidak terulang.