Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan di Jakarta, Selasa mengatakan penambahan armada tersebut bertujuan untuk memaksimalkan tingkat keterisian penumpang, serta mendukung perluasan jaringan penerbangan dalam skala domestik maupun internasional.
Dirinya mengatakan dengan adanya penambahan pesawat tersebut Garuda Indonesia diperkirakan dapat mengoperasikan hingga 80 pesawat pada akhir tahun 2024.
Baca juga: Garuda Indonesia jadi maskapai resmi penyelenggaraan "Golden Disc Awards ke-38" di JIS
Lebih lanjut menurutnya sepanjang tahun 2023, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan tingkat utilisasi armada menjadi 07:55, angka ini naik signifikan secara tahunan yakni sebesar 06:46.
Irfan mengatakan konsistensi pertumbuhan indikator aspek operasional tersebut terlihat melalui jumlah frekuensi penerbangan Garuda Indonesia Group sepanjang tahun 2023 yakni sebesar 145.500 atau tumbuh sebanyak 38 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022
Selain itu ia mengatakan pasca restrukturisasi, pihaknya terus melakukan pembenahan optimalisasi kinerja yang sesuai dengan proyeksi pemulihan industri penerbangan yang diperkirakan akan tumbuh bertahap, serta menilai restrukturisasi tersebut memberikan kesempatan bagi Garuda Indonesia untuk melakukan perubahan fundamen secara menyeluruh pada seluruh landasan bisnis.
Baca juga: Dirut Garuda larang karyawan gunakan jatah tiket gratis pada periode libur Natal dan Tahun Baru
Baca juga: Dirut Garuda larang karyawan gunakan jatah tiket gratis pada periode libur Natal dan Tahun Baru
"Dengan fundamen kinerja yang secara bertahap terus menunjukkan pemulihan yang konsisten termasuk melalui langkah perbaikan ekuitas yang terukur, kami optimis tahun 2024 akan menjadi tahun yang monumental dalam langkah akselerasi kinerja usaha Garuda Indonesia. Sejalan dengan proyeksi IATA yang meramalkan industri penerbangan di tahun 2024 akan menyelesaikan fase recovery-nya secara bertahap.” kata Irfan.
Sebelumnya ia mengatakan pihaknya mencatat kinerja positif pertumbuhan pendapatan usaha konsolidasi di tahun kinerja 2023, yang tumbuh sebesar 40 persen atau 2,94 miliar dolar AS.
Angka tersebut naik dari pendapatan usaha di tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,1 miliar dolar AS. Sehingga hal ini menjadi salah satu indikator langkah penyehatan kinerja usaha yang terus berjalan sesuai rencana (on the track).
Baca juga: Garuda Indonesia dan Pertamina kolaborasi rampungkan uji coba bioavtur pesawat komersial
Baca juga: Garuda Indonesia dan Pertamina kolaborasi rampungkan uji coba bioavtur pesawat komersial
Pendapatan bisnis tersebut didapat dari pendapatan penerbangan berjadwal yang naik 41 persen secara tahunan (y-o-y) yang naik menjadi 2,37 miliar dolar AS dari sebelumnya 1,68 miliar dolar AS. Sedangkan pendapatan usaha dari penerbangan tidak berjadwal juga mencatat pertumbuhan hingga 65 persen atau sebesar 288,03 juta dolar AS dari tahun sebelumnya yaitu 174,81 juta dolar AS.