Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi RS Universitas Indonesia dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH mengatakan penderita sakit ginjal pada tahap lanjut dianjurkan tidak berpuasa karena bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat.
"Ini berisiko tinggi itu terjadi penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat, biasanya kalau udah tahap lanjut kita nggak anjurkan," kata Pringgo dalam konferensi pers Hari Ginjal Sedunia 2024 di Jakarta, Rabu.
Pringgo mengatakan yang dimaksud tahap lanjut adalah jika nilai fungsi ginjalnya (eGFR atau estimatead Gromerular filtration rate) sudah di bawah 30 persen atau kurang dari 30. Dikhawatirkan jika pasien berpuasa, akan menurunkan fungsi ginjal lebih cepat dan berujung pada tindakan cuci darah atau hemodialisis.
Namun jika pasien yang dalam tahap sudah rutin cuci darah, bisa berpuasa jika dalam pemeriksaan kondisinya dikatakan baik dan aman untuk berpuasa.
"Harus lihat kondisinya, kalau kondisinya segala parameternya baik masih bisa puasa, namun pada pasien cuci darah terkadang terjadi perubahan cepat itu tidak dianjurkan, jadi melihat kebiasaan saja," katanya.
Ia juga menyarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter ahli ginjal untuk menetapkan apakah boleh berpuasa atau tidak.
Konsumsi air pada penderita penyakit ginjal juga harus diperhatikan. Penderita sakit ginjal tidak bisa minum air terlalu banyak karena fungsi pembuangannya yang sudah terbatas, terlebih pada usia lanjut.
Umumnya pada orang dewasa sehat dianjurkan minum 2-3 liter sehari. Namun, minum air berlebihan akan menurunkan kadar natrium menjadi terlalu rendah dan bisa menyebabkan penurunan kesadaran pada penderita sakit ginjal usia lanjut.
"Kalau gangguan ginjalnya sudah berat kemampuan dia untuk buang sudah berkurang, itu bisa ada gangguan, pada usia lanjut kalau fungsi hormon terganggu yang menahan air itu jadi berlebihan cairannya," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penderita sakit ginjal tahap lanjut dianjurkan tidak berpuasa