Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat melaksanakan sosialisasi pemanfaatan informasi pada aplikasi pemetaan tuberkulosis (TBC) guna membantu pelacakan dan pemantauan penyakit tersebut melalui kegiatan Akselerasi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis (Aksi Geulis) yang telah mendapat apresiasi pemerintah.
Aksi Geulis dilaksanakan di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Senin, melibatkan petugas puskesmas, organisasi perangkat daerah, kelurahan dan kecamatan."Alhamdulillah Aksi Geulis baru saja mendapatkan penghargaan di ajang Indonesia Tuberculosis International Meeting (INA-TIME) 2023," ujar Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno.
Retno sapaan akrabnya mengatakan, sosialisasi Aksi Geulis ini digelar sebagai upaya menekan angka kasus TB di Kota Bogor yang pada 2022 naik menjadi 200 persen dan kasus TB anak naik menjadi 300 persen. Terdapat lima inovasi yang terdapat pada Aksi Geulis.
Baca juga: Waspada! TBC di sekitar kita
Baca juga: Dinkes kampanyekan penggunaan masker cegah penularan TBC
Pertama, membuat rencana aksi daerah (RAD) TBC Kota Bogor ini salah satu strategi dan wujud komitmen dari Pemkot Bogor. Kedua, membentuk tim percepatan eliminasi TBC dari lintas sektor, lintas program dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Ketiga, membuat aplikasi si Geulis.
"Aplikasi ini memetakan penderita Tuberkulosis dalam hal pelacakan, pemantauan dan faktor risiko. Keempat, mengaktifkan RW siaga dan kelima, menyediakan RS rujukan TB resisten obat yakni RSUD Kota Bogor," jelasnya.Ia menerangkan, banyak perubahan yang terjadi setelah intervensi dengan proyek perubahan Aksi Geulis di Kota Bogor yang dapat memberikan kontribusi langsung terhadap reformasi birokrasi tematik. Mulai dari menurunkan risiko penularan kasus TB sensitif obat maupun TB resisten obat, menurun risiko stunting pada anak balita, efisiensi waktu dan biaya rujukan dan efisiensi biaya pengelolaan program.
Baca juga: Pemerintah Kota Bogor deklarasikan komitmen peduli TBC
"Aksi Geulis memudahkan pelacakan kontak, melakukan pemantauan dan mengetahui data penderita pasien TB di setiap wilayah alias berdasarkan zonasi, bisa diakses secara real time dan bisa dilakukan intervensi langsung kepada pasien," katanya.