Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengoptimalkan program penanggulangan kemiskinan demi terus meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) daerah.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappedalitbang Kabupaten Bogor Endik Supiani di Cibinong, Bogor, Kamis, menjelaskan bahwa pihaknya mengedepankan tiga pendekatan dalam berupaya menurunkan angka kemiskinan.
Pertama, menurunkan beban hidup kebutuhan biaya kesehatan melalui bantuan biaya pengobatan melalui program Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Kemudian, kedua yaitu pemberian bantuan biaya pendidikan dengan bantuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan program Bogor Cerdas. Ketiga, kata dia, memberikan bantuan perbaikan rumah rusak menjadi layak huni melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
"Pendekatan penanggulangan kemiskinan ini terus kami lakukan melalui pengurangan beban hidup orang miskin," kata Endik.
Ia menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Bogor juga fokus pada upaya peningkatan pendapatan orang miskin melalui usaha ekonomi produktif, kelompok usaha bersama dan pembinaan UMKM.
Menurutnya, untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, penanganan kemiskinan di Kabupaten Bogor dilakukan secara sinergi dan kolaborasi.
"Semua terlibat mulai dari Dinas Sosial, DP3AP2KB, dan Disnaker untuk memutus mata rantai kemiskinan tidak hanya sumber daya manusianya juga meningkatkan kualitas pendidikannya," paparnya.
Menurut dia, bukti keseriusan Pemkab Bogor dalam menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Bogor, selain melalui alokasi anggaran yang besar, melainkan juga dengan pola pendekatan yang dilakukan secara masif dan komprehensif.
Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (PIKP Diskominfo) Kabupaten Bogor Iwan Setiawan menyebutkan bahwa menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor kini di angka 5,20 persen, setelah anjlok di angka minus 1,77 persen akibat pandemi tahun 2020 dan kembali naik di tahun 2021 menjadi 3,55 persen.
Kemudian, angka pengangguran juga tercatat menurun, dari sebesar 14,29 persen di tahun 2020 menjadi 12,22 persen di tahun 2021, lalu turun lagi menjadi 10,64 persen pada akhir tahun 2022.
Daya beli masyarakat Kabupaten Bogor juga mengalami peningkatan dua tahun terakhir. Pada 2020 sebesar Rp10,31 juta per tahun per orang, menjadi Rp10,41 juta per tahun per orang pada 2021, dan kembali meningkat menjadi Rp10,86 juta per tahun per orang.
Iwan menjelaskan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat membuat tingkat kemiskinan di daerahnya mengalami penurunan, dari 8,13 persen pada tahun 2021 menjadi 7,73 persen pada akhir 2022.
"Bahkan di tahun 2022 (angka kemiskinan) Kabupaten Bogor berada di urutan ke-17 dari 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat," kata Iwan.
Pemkab Bogor optimalkan program penanggulangan kemiskinan
Kamis, 29 Juni 2023 21:18 WIB