Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyoroti dua tantangan yang saat ini dihadapi industri media nasional, yakni menjaga kualitas jurnalistik di tengah pesatnya perkembangan teknologi serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap media.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Ekosistem Media Kemkomdigi Farida Dewi Maharani mengatakan pemerintah memahami kondisi industri media yang tengah mengalami tekanan akibat cepatnya perkembangan teknologi.
“Perkembangan teknologi itu jauh lebih cepat dibanding bagaimana kita mengantisipasi. Metamorfosis media ini terus terjadi,” kata Farida dalam diskusi "Kaleidoskop Media Massa 2025" di Gedung Dewan Pers, Jakarta Utara, Selasa.
Baca juga: Kemkomdigi sebut pemulihan menara BTS di Aceh telah capai 80,63 persen
Farida menyoroti, terdapat dua isu utama yang perlu menjadi perhatian. Pertama, kualitas jurnalistik yang dinilai semakin tergerus oleh tekanan teknologi dan perubahan perilaku audiens.
“Kemajuan teknologi mau tidak mau menggerus kualitas jurnalistik. Media akhirnya juga mengikuti di mana audiens saat ini, dan itu menjadi PR (pekerjaan rumah),” kata Farida.
Kedua, literasi media masyarakat yang masih perlu diperkuat agar publik kembali mempercayai media massa sebagai sumber informasi yang kredibel.
Menurut Farida, kualitas jurnalistik dan literasi media merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, upaya memperbaikinya tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan.
“Ini PR bersama. Bukan hanya negara, tetapi bagaimana seluruh pemangku kepentingan bisa bersama-sama menopang dan memperkuat dua hal tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Kemkomdigi bertujuan bentuk sovereign AI melalui program AI Talent Factory
Farida juga mengatakan, negara perlu menjaga keseimbangan antara perannya dalam membantu penguatan industri media nasional dengan perlindungan terhadap kebebasan pers.
“Kehadiran negara harus bisa mengimbangi antara membantu industri media dan menjaga kebebasan pers. Keseimbangan inilah yang masih terus kami cari dan rumuskan,” ujar dia.
Ia menambahkan, media massa memiliki fungsi strategis sebagai pendidik, hiburan, sekaligus kontrol sosial, karena itu, setiap kebijakan negara harus memastikan ketiga fungsi tersebut tetap berjalan dengan baik.
