Manado (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, mencatat jarak luncuran lava pijar yang mengarah ke sejumlah kali mencapai 750 meter sampai 1.500 meter.
"Kami berharap warga tetap waspada dan mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG," sebut Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Selasa.
Dia menyebutkan, pada periode pengamatan Selasa (22/5) pukul 18:00-24:00 WITA, leleran lava lebih kurang 300 meter dari puncak kawah utama.
Dari ujung leleran sering terjadi guguran lava pijar ke arah Kali Batuawang, Kali Kahetang sekitar 1000 - 1500 meter.
Baca juga: PVMBG berharap warga waspadai potensi awan panas guguran Gunung Karangetang
Sedangkan guguran lava pijar dari puncak kawah sesekali terjadi ke arah Kali Keting, Kali Batang, Kali Timbelang, Kali Beha Barat sekitar 1.000 meter, ke kali Beha Timur dan Kali Bahembang sekitar 750 meter.
"Bunyi guguran terdengar lemah sampai kuat sementara sinar api kawah dua sekitar 25 meter.
Pada periode tersebut terekam sebanyak 38 kali gempa guguran amplitudo antara 10-45 milimeter, durasi antara 40-189 detik, satu kali gempa hybrid/fase banyak Amplitudo 20 milimeter, S-P : 0 detik dengan durasi 15 detik.
Baca juga: Gunung Karangetang Sulut catat empat kali terjadi awan panas guguranTerekam pula dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo antara 5-10 milimeter, S-P antara 8-15 detik selama 49 detik.
"Gempa guguran masih cukup tinggi, sementara tingkat aktivitas berada pada level III siaga," ujarnya.
Dia berharap, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua dan kawah utama serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Baca juga: BNPB sebut 77 jiwa dievakuasi akibat erupsi Gunung KarangetangWarga diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Selanjutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.