Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) MPR RI Melchias Markus Mekeng menegaskan bahwa Indonesia bisa pecah tanpa Pancasila sebagai perekat utama bangsa yang menjaga persatuan di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan budaya.
"Kalau tidak ada Pancasila, saya yakin negara ini sudah pecah. Kita bisa hidup rukun sampai hari ini karena ada alat perekat bangsa, yaitu Pancasila," kata Mekeng dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan hal itu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR yang digelar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Pada era Orde Baru, menurut dia, pemasyarakatan Pancasila dilakukan secara masif melalui Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) serta mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), namun setelah reformasi, penguatan ideologi Pancasila sempat melemah.
“Dulu, ada anggapan bahwa Pancasila tidak perlu dikultuskan. Padahal, kalau Pancasila tidak dikuatkan, terutama kepada generasi muda, ini sangat berbahaya,” kata dia.
Menurut dia, almarhum Taufik Kiemas saat menjabat Ketua MPR RI pada 2011–2012 melihat ancaman masuknya ideologi-ideologi baru yang dapat merusak persatuan bangsa, terutama melalui kemajuan teknologi digital dan media sosial.
“Lewat media sosial, narasi yang menjelekkan Pancasila bisa dengan mudah masuk sampai ke pelosok. Ini yang harus kita waspadai,” katanya.
Dia mencontohkan sejumlah negara seperti Yugoslavia, Irak, Libya, dan Suriah yang mengalami perpecahan akibat rapuhnya ideologi pemersatu. Kondisi tersebut, menurut dia, menjadi pelajaran penting bagi Indonesia sebagai negara besar dengan hampir 300 juta penduduk dan ribuan suku bangsa.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid dukung pernyataan bersama tolak pengusiran warga Gaza
