Purwakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengklaim upaya-upaya penurunan stunting di daerah itu telah membuahkan hasil dengan adanya penurunan menjadi 1,8 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Purwakarta Deni Darmawan di Purwakarta, Senin, mengatakan pada Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Purwakarta telah menunjukkan penurunan yang signifikan, yakni dari 23,42 persen pada tahun 2019 menjadi 20,6 persen tahun 2021.
Ia mengatakan hingga saat ini stunting masih menjadi prioritas permasalahan yang perlu ditangani di mana pemerintah menargetkan prevalensi penurunan stunting sebesar 14 persen di tahun 2024.
Baca juga: BKKBN ajak masyarakat Purwakarta berperan dalam program penurunan stunting
Prevalensi stunting berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2021 sebesar 5,8 persen dan menurun pada tahun 2022 sebesar tiga persen.
"Angka tersebut menunjukkan bahwa upaya-upaya penurunan stunting di Kabupaten Purwakarta membuahkan hasil yang sangat optimal dengan penurunan di angka 1,8 persen," kata Deni.
Menurut dia, penurunan angka stunting masih menjadi permasalahan yang memerlukan peran serta berbagai komponen masyarakat.
Baca juga: Bupati Purwakarta ajak masyarakat berperan aktif atasi stunting
Pemkab Purwakarta melalui Dinas Kesehatan terus melakukan pemetaan sasaran dan intervensi yang terfokus secara spesifik untuk menghadapi berbagai kendala dan permasalahan yang terjadi, berkaitan dengan upaya penurunan angka stunting.
Ia juga mengungkapkan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang.
Dikatakannya, penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak panjang yang merugikan seperti terhambat tumbuh kembang anak.
Baca juga: Pemkab Purwakarta kerahkan ribuan kader untuk tekan dan cegah stunting
"Upaya penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Selain itu diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor dan diperlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari tingkat kabupaten sampai ke desa," kata Deni.
Dinkes Purwakarta klaim upaya penurunan stunting telah membuahkan hasil
Selasa, 15 November 2022 6:36 WIB
![Dinkes Purwakarta klaim upaya penurunan stunting telah membuahkan hasil](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2022/11/14/5-2.jpg)
Kepala Dinas Kesehatan Purwakarta, Deni Darmawan. (ANTARA/HO-Pemkab Purwakarta/dok)
Prevalensi stunting berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2021 sebesar 5,8 persen dan menurun pada tahun 2022 sebesar tiga persen.