Pontianak (ANTARA) - Gemuruh tetabuhan yang harmonis dari loku, gong, dan cymbal mengiringi ritual suatu tarian dalam acara Cap Go Meh di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Suara tetabuhan yang konstan itu mengiri gerak para tatung, peserta arak-arakan yang telah melalui proses persiapan spiritual yang ketat; berpuasa, bermeditasi, dan pembersihan diri beberapa hari sebelumnya.
Ketika ritual dimulai dengan doa-doa yang dipimpin oleh seorang pendeta Tao, asap dupa mengepul tebal. Asap dupa menguar aroma khas. Ada sesuatu yang mistis di sana.
Beberapa saat kemudian, para tatung terlihat mulai kerasukan. Mata mereka terpejam, tubuh mereka bergoyang perlahan, dan tiba-tiba — dengan gerakan yang cepat dan penuh tenaga, mereka berdiri kokoh.
Roman mereka berubah drastis. Ada yang terlihat garang, ada yang penuh wibawa, dan ada pula yang menunjukkan senyum misterius. Mereka mulai bergerak dengan lincah, seolah-olah bukan lagi manusia biasa, melainkan perwujudan dari kekuatan spiritual yang tinggi.
Mereka pun duduk di tandu kebesaran dengan pakaian serba merah dan kuning. Ada juga yang menggunakan pakaian serba hijau dan putih, warna yang melambangkan keberuntungan dan kekuatan spiritual. Wajah mereka terlihat tenang, namun ada aura misterius yang memancar.
Salah satu momen paling menegangkan adalah ketika para tatung menunjukkan kekebalan dari benda-benda tajam. Dengan penuh keyakinan, mereka mengambil pedang, golok, atau bahkan tombak yang telah disiapkan untuk menggores tubuh mereka sendiri. Mereka mengiris lidah, pipi, perut, atau punggung. Namun, tidak ada darah yang keluar, atau jika ada, hanya sedikit dan langsung berhenti.
Ribuan pasang mata menyaksikan dengan takjub, para penonton berdecak kagum. Ada yang berteriak histeris, ada pula yang terdiam terpana, sementara kamera-kamera mengabadikan momen magis itu.

Definisi Tatung
Tatung merujuk pada individu-individu yang diyakini mampu menjadi medium bagi roh dewa atau leluhur melalui serangkaian ritual tertentu. Istilah ini berakar dari bahasa Hakka, yaitu tah thung, yang dapat diartikan sebagai orang yang kerasukan.
Menurut penjelasan FX Asali, ahli budaya Tionghoa dari Kalimantan Barat, kata tatung berasal dari dialek Hakka yang terdiri dari dua bagian: "ta" yang berarti tepuk atau pukul, dan "tung" yang merujuk pada "thungkie" atau orangnya.
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa setempat, tatung dianggap memiliki kekuatan supranatural dan ketahanan fisik yang luar biasa saat kerasukan.
Ketika menjalankan ritual, seorang tatung biasanya mengenakan pakaian tradisional, baik yang berciri khas Tionghoa maupun Dayak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang Asmadi menyatakan bahwa keberadaan tatung di Singkawang sejak tahun 1737. Tradisi itu memiliki akar sejarah yang dalam, terkait erat dengan kedatangan etnis Tionghoa ke Kalimantan Barat.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa tradisi ini bermula dari wabah penyakit yang melanda kawasan pertambangan emas di Monterado, sekarang masuk wilayah Kabupaten Bengkayang, pada pertengahan abad ke-18.
Pada masa itu, Sultan Sambas mendatangkan banyak pekerja tambang dari etnis Tionghoa, terutama dari suku Hakka, untuk bekerja di tambang emas.
Tradisi tatung dalam Cap Go Meh
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Singkawang Heri Apriadi mengatakan Cap Go Meh adalah perayaan budaya Tionghoa yang sangat penting di Singkawang.
Singkawang pun dikenal sebagai tempat perayaan Cap Go Meh terbesar di Indonesia.
Era digital juga membawa tantangan baru. Media sosial dan platform digital menjadi alat utama dalam mendokumentasikan dan mempromosikan Cap Go Meh. Di satu sisi, ini membuka peluang untuk memperkenalkan budaya tersebut ke kancah internasional.
Namun, di sisi lain, ada risiko bahwa makna dan esensi spiritual dari ritual ini bisa terkikis jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih mendalam untuk memastikan bahwa budaya tatung dan Cap Go Meh tetap relevan dan berkelanjutan di era digital, tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional yang menjadi intinya.
Baca juga: 736 Tatung gelar ritual di Singkawang
Baca juga: Tatung dan Cap Go Meh di Singkawang