Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memperingatkan bahwa ekosistem mangrove di Indonesia memiliki potensi menyimpan karbon yang masif dan konversi dari ekosistem tersebut dapat melepaskan stok karbon yang tersimpan di bawah tanah.
Dalam diskusi virtual Pojok Iklim diikuti dari Jakarta, Rabu, Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari menyampaikan bahwa ekosistem mangrove Indonesia menyimpan cadangan karbon yang sangat besar.
"Menurut studi dengan mangrove existing seluas 3,36 juta hektare, luas yang disebutkan dalam Peta Mangrove Nasional 2021, ditambah dengan potensi ekosistem mangrove seluas 752 ribu hektare, ekosistem mangrove Indonesia diperkirakan menyimpan cadangan karbon hingga 3.638 megaton CO2," paparnya.
Dia memperingatkan bahwa cadangan karbon tersebut mengalami ancaman konservasi, dengan laju konversi diperkirakan dapat terus meningkat jika tidak dilakukan antisipasi. Dengan sepanjang 1980 sampai 2010 diperkirakan terjadi konversi lahan mangrove sebesar 800 ribu hektare.
Saat ini, masih terdapat ancaman konversi terhadap ekosistem mangrove di Tanah Air untuk lahan seluas 26.100 hektare per tahun.
Konversi lahan sebagian besar dilatarbelakangi adanya perkembangan infrastruktur ekonomi, tumbuhnya kawasan pemukiman baru, budidaya tambak, penebangan liar dan faktor lingkungan seperti kenaikan tinggi muka air laut.
Dia memperingatkan bahwa deforestasi dan konversi ekosistem itu akan melepaskan karbon yang tersimpan di bawah tanah dan pada akhirnya berdampak kepada target iklim Indonesia seperti yang tertuang di dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).
"Hal-hal ini perlu kita perhatikan karena menjaga ekosistem mangrove itu sangat penting dan deforestasi dan konversi hutan mangrove akan membongkar stok karbon bellow ground yang akan sangat berdampak pada NDC kita," demikian Ayu Dewi Utari.*
Baca juga: TNI AL tanam ribuan pohon mangrove di Geopark Ciletuh untuk jaga ekosistem laut
Baca juga: Rehabilitasi ekosistem mangrove butuhkan dukungan multi-pihak
BRGM: Konversi mangrove dapat lepaskan stok karbon dari bawah tanah
Rabu, 21 September 2022 16:30 WIB